YooKoSho!!!

Yo...
Minna...

Slamulikum (dibaca: assalaamu'alaikum)

yookosho atashi no sekai ni...irrassahimase!!!

This blog...just 4 fun!!!
So...gomenne...klo aku ada di duniaku sendiri...
yang ga ngerti...ngacung!!!!

Kamis, 21 Februari 2008

Lie Heart II

lanjutannya....

“Hmm..” Angguk Erika. “Dia memang selalu seenaknya saja!! Dasar cowok kasar!!!”

“Memangnya apalagi yang kau lakukan??” Tanya Yamapi.

“Aku tidak melakukan apapun!! Tadi…Kazuya menembakku selesai syuting, dan Ryo mendengarnya…”

“Kamenashi-san menembakmu??” Aku kaget. “ Lalu Nishikido-san…”

“Tapi aku sudah bilang maaf pada Kazuya…” JElas Erika. “Lagian Ryo itu cemburuan banget sih!!”

“Selalu begini!!!” Kata Yamapi. “Berapa kali kubilang lebih baik kalian umumkan kalau kalian sudah pacaran. Berapa banyak cowok yang sudah menembakmu haaaahhh, gimana Ryo ga cemburu!!”

“Bukan begitu masalahnya…” Erika melanjutkan dengan tatapan orang yang patah hati. “Setiap ada cowok yang menembakku, dia tidak pernah seperti ini, dia…semarah apapun dia, dia tidak pernah mengucapkan kata putus padaku…”

Suasana hening. Hanya terdengar suara isak tangis Erika saja di dalam kamar apartemenku. 10 menit kemudian Erika tertidur.

“Tomohisa…” Panggilku. “Apa kau tidak tanyakan pada Nishikido-san??”

“…”

“Tomohisa…” Panggilku lagi.

“Aku haruh Tanya apa??”

“hehh?? Ya…Tanya kenapa dia memutuskan Erika…” Yamapi hanya terdiam. “Jangan-jangan…jangan bilang kau masih belum baikan dengan Nishikido!!”

“…”

“Jadi kalian masih marahan???” Aku benar-benar tidak menyangka. “Kalian ini seperti anak kecil!!Lalu kalau kau tidak bicara pada Ryo, siapa lagi yang bisa membantu Erika???”

Yamapi hanya terdiam. Gara-gara aku hubungan mereka jadi begini. Nishikido benar-benar kehilangan Hiroki. AH!!!!HIROKI!!! Hiroki pasti tau NIshikido pacaran dengan Erika. Aku langsung mengambil ponselku dan menelepon Hiroki…

“Kau nelpon siapa??” Tanya Yamapi.

“Ah…moshi-moshi Hiroki!”Sapaku pada Hiroki di sebrang sana.

Moshi-moshi…Maki-chan ohisashiburi…

“HAi..genki?”

Yamapi menatapku. AKu tau apa maksud tatapan itu, ”Kenapa kau malah nelpon Uchi!!” Tapi aku mencuekkannya.

Genki desu, kau?”

“Hai..genki.”

Ada apa? Tumben nelpon.

“Ah…aku kangen.”

Ha…ha…ha…Kalau Yamashita-san tau kau kangen padaku bagaimana reaksinya.

“Dia tau kok!” Aku melirik Yamapi yang dari tadi mengoceh sendiri. “Dia tidak bias diandalkan, makannya aku telepon kau.”

“NANDE SORE!!!!” Teriak Yamapi.

Memangnya ada apa??

“Kau…pasti tau kalo Nishikido-san pacaran dengan Erika.” Kataku memastikan.

Hmm…aku tau. Soshite??

Aku menceritakan apa yang Erika ceritakan padaku.

“Aku mau minta tolong, tolong nasehati Nishikido-san, kasian Erika. Onegaii…”

Gomenne. Aku tidak bisa.

“Ehhh??Nande???”

Ryo itu keras kepala kalau masalah cewek. Nasehat seperti apapun kalau dia sudah memutuskan percuma saja.”

“Heee….???”

Kau bilang Kamenashi yang menembaknya???

“Hmm.”

Pantas saja kalau Ryo marah.”

“Lho??Memangnya kenapa??”

Kamenashi itu mantannya Erika.”

“heeeeehhHH????????????” Aku kaget banget. Selama ini di lokasi syuting mereka biasa-biasa aja.

Lebih baik, biarkan saja mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.

“Begitu. Baiklah. Ne…kau sekarang tinggal dimana??”

Osaka. Di sini aku bias lebih tenang.

“Gomenne.” Aku masih merasa bersalah.

Berapa kali kau minta maaf padaku. Aku baik-baik saja.

“Hiroki cowok baik, pasti bias dapet cewek yang lebih baik dari aku.”

Ha…ha…ha…Semoga saja. Tapi bagiku, Maki-chan tidak akan tergantikan. Kau ini persis seperti ibuku, cantik, baik, perfect!

BLUSH!!!>////<

“Kau terlalu berlebihan tau!!”

Itu benar kok!! Makannya kalau kau sudah bosan dengan Yamashita-san, aku siap menerimamu. Ha..ha..ha..

“Kau ini. Kalau gitu sudah dulu ya, jaga dirimu.”

Hai.

“Kapan-kapan dating ke sini dong!!”

“Hai..hai..”

“Jya!”

Jya!

“Waaahhh…kangen-kangenan nih!!” Kata yamapi, padahal baru saja aku menutup teleponnya.

“Apaan sih, wajar dong, Hiroki kan sahabatku!! Kau cemburu ya…” Godaku.

“Ngapain cemburu sama cewek centil kayak kau!!!”

“HEH???”

“Aku pulang. Titip Erika.”

“Tunggu, kau marah ya…”

“Bagaimana aku tidak marah!!!” Suara Yamapi mulai meninggi. “Kau dengan mudahnya bilang kangen ke cowok lain di depanku, bahkan kau bilang aku tidak bias diandalkan!! Sekarang ini pacarmu itu aku kan!!!!”

“Heh…aku…” Aku kaku harus bilang apa.

“Aku pulang!!”

Yamapi keluar dari apartemenku dengan membanting pintu. I~h apaan sih dia, dasar egois, emosian. Tapi…aku juga salah ya…

Seminggu sudah berlalu. Entah bagaimana hubungan Erika dengan Nishikido sakarang. Hubunganku dengan Yamapi?? Seminggu ini sepertinya sama saja seperti hari-hari biasa. Kami selalu saja perang mulut. Padahal aku sudah minta maaf karena aku membuatnya marah. Dasar dianya aja yang nyebelin. Tapi aku sayang padanya.

Semenjak syuting Nobuta selesai, Yamapi sibuk dengan konsernya. Aku pun banyak tawaran syuting dan pemotretan. Hanya malam hari kami bias bertemu. Aku pernah dikagetkan dengan kehadiran Yamapi yang tidak disangka-sangka. Tiba-tiba saja di pagi hari, Yamapi sudah ada di samping tempat tidurku. Seperti hari ini.

Aku tidak berani membangunkannya. Tidurnya terlihat sangat nyenyak. Pasti dia sangat lelah. NEWS sedang naik daun. Setelah single TEPPEN nama NEWS makin melambung. Walau member-nya berkurang.

“Selesai…”

Aku selesai membuat sarapan. Kyaaaa kami ini seperti pengantin baru saya ya…

Kriiiing…kriiiing…

Handphone-ku berbunyi. Nomor itu lagi.

“Dare????” Kataku kesal.

Jangan dekati Tomohisa Yamashita lagi!!!Putuskan hubunganmu dengannya!!!” suara perempuan.

“Eh??Dare desuka?”

TUUUT…TUUUT…TUUUT…

Dia menutup teleponnya. Siapa?? Apa mungkin fans-nya Yamapi. Tapi bagaimana dia tau aku pacaran dengan Yamapi?? Hubunganku dengan Yamapi belum tersebar luas, yang tau hanya member NEWS, ditambah Kamenashi, Erika, dan keluarga Yamapi. Tapi mereka tidak mungkin membocorkan hubungan kami seenaknya, tanpa minta izin pada kami.

“Siapa??” Yamapi sudah bangun, dan melihatku terdiam setelah menerima telepon dari cewek yang tidak kukenal.

“Shiranai…”

“waaaahhhh…itadakimasu!!!” Yamapi langsung menyambar sarapan, tapi aku berhasil menahannya.

“Cuci muka dan sikat gigimu dulu!!!”

Aku menyalakan TV. Tepat saat Erika dan Nishikido tampil. Mereka…

Kami sengaja mengadakan konferensi pers untuk memberi tahu semuanya kalau kami...pacaran.” Jelas Nishikido.

“Heeehhhh…nande mereka???” Yamapi kaget begitu keluar dari kamar mandi mendengar pengakuan Nishikido.

“Sssttt” Kataku.

Sejak kapan??” Tanya salah satu wartawan.

Sejak kami SMA.” Jawab Erika.

Spontas semua ber-HHEEEHHH ria. Pasti mereka tidak menyangka. Nishikido dan Erika berhasil menutupi hubungan mereka dari pemburu berita selama itu. Akhirnya terjadi sesi Tanya jawab dengan wartawan.

“Apa kita juga harus buat konferensi pers ya??” Tanya Yamapi.

“Heh??Untuk apa??”

“Ya…untuk mengumumkan hubungan kita.” Jawabnya.

“…”

“Aku juga ingin orang-orang tau kalau kau itu milikku.”

Aku terharu mendengar kata-kata Yamapi. Tapi…telepon misterius itu mengganggu oikiranku.

“Sepertinya tidak perlu.” Kataku.

“Nande??” Tanya Yamapi sedikit kaget. “Memangnya kau tidak mau semua orang tau kalau kita pacaran??!”

“Kurasa…kau mengakui kalau aku pacarmu saja, itu sudah cukup.”

“Ryo dan Erika sebelumnya juga begitu. Cukup mereka saja yang tau. Akibatnya mereka selalu bertengkar. Cemburu satu sama lain gara-gara banyak yang nembak. Itu karena mereka tidak menumumkan kalau mereka itu pacaran.” Jelasnya panjang lebar.

“Memangnya kalau pacaran itu harus diumumkan.” Protesku.

“Maki…kita ini artis.”

“Lalu??Memangnya kalau kita artis semuanya harus kita umumkan!!”

UPSS!!!

Kenapa aku malah marah-marah.

“Anoo…maksudku…”

“Wakatta.” Kata Yamapi. “Ayo kita sarapan.”

Kami sarapan dalam diam. Biasanya Yamapi cerewet mengomentari masakanku. Suasananya jadi tidak enak.

“Selesai.” Kata Yamapi sambil membereskan piringnya. Dia pergi ke arah dapur.

GREP. Aku memeluk punggung Yamapi.

“Gomenne. Aku bukannya tidak mau mengumumkan hubungan kita. Aku senang. Demo…aku masih belum siap, gomen…hontouni…gomen.”

“Jangan melakukan tindakan yang membuatku ingin menyerangmu!!”

“hehh???ah..” Aku melepaskan pelukanku.

CHUP.

Yamapi mencium bibirku. Ah~ pipiku pasti merah nih!!!

“Hahahahaha…” Yamapi tiba-tiba tertawa.

“Nande??” Tanyaku yang masih malu-malu.

“Kau ini, sudah berapa kali aku menciummu, kau masih saja malu-malu seperti itu…” Goda Yamapi.

“URUSHOI!!” Teriakku.

Selesai sarapan dan mandi, Yamapi bergegas untuk pulang. Lebih tepatnya ke Johnny’s Entertainment. Dia akan rekaman. NEWS akan mengeluarkan single baru. Denger bocoran dari Yamapi sih judulnya Sayaendou. Katanya juga single itu akan dijadikan soundtrack anime One Piece. Pasti keren tuh.

“Nih, aku lupa mau kasih ini ke kamu.” Yamapi menyodorkan tiket konser NEWS berikutnya. “Kau bias menontonku dari dekat lho!”

“Arigatou.” Ucapku sambil senyam-senyum senang.

Yamapi pun pergi.

Seminggu sebelum konser NEWS. Aku dapat telepon misterius itu lagi. Cewek itu semakin mengancamku. Dia bilang kalau aku tidak cepat memutuskan hubunganku dengan Yamapi, dia akan menghancurkan hidupku. Sebenarnya siapa sih dia???Aku Tanya ke operator tapi percuma.

“Akhhh…aku terlambat!!!”

Aku langsung berlari keluar apartemen. Pasti manajerku marah-marah nih kalau aku telat lagi. Aku sudah sering terlambat. Mana sekarang kan acaranya live…

CKIIIIIIITTTTTT…

“Maki!” Panggil seseorang.

Mataku rasanya berat untuk di buka. Kepalaku sakit. Badanku rasanya remuk.

“Tomo-chan!”

“Iya ini aku. Daijoubu??” Yamapi keliatan sangat cemas.

“Hmm…daijoubu. Kepalaku sedikit sakit…”

“Yokatta…” Yamapi memelukku.

“Aku…dimana?”

“Rumah sakit.”

Ah~

Aku ingat sekarang. Tadi pagi waktu aku mau berangkat ke tempat show, tiba-tiba ada mobil kencang yang menyerempetku. Aku sempat melihat orang yang menyetirnya. Rasanya aku kenal, tapi dimana?? Yang aku tau dia…cewek. Apa mungkin cewek yang sering menerorku??

“Ne..Maki…” Panggil Yamapi. “Apa ada masalah? Kata Jin mobil itu sengaja menabrakmu.”

“Jin??”

“Aku…” Kata cowok yang muncul di belakang Yamapi.

Akanishi Jin. Member KATTUN juga salah satu teman dekatnya Yamapi.

“Jangan-jangan kau yang menolongku?” Tanyaku.

“Bisa dibilang…begitu.”

“Arigatou…”

“Jadi, apa kau ada masalah?” Tanya Yamapi lagi.

“Itu…”

Kriiing…kriiing…

Ponsel Yamapi berbunyi.

“Moshi-moshi…”

Yamashita-san, cepat kemari.”

Nande Tegoshi??”

Johnny-san mau bertemu. Dia mau membicarakan sesuatu.”

Tapi sekarang aku…”

Kalau Horikita-san sudah sadar, cepat kemari!!”

Ryo…”

“Nani?” Tanyaku setelah Yamapi menutup ponselnya.

Wajahnya keliatan lelah sekali. Sepertinya banyak pikiran.

“Tidak ada apa-apa. Johnny san Cuma mau diskusi dengan kami. Kau istirahat saja, jangan mikirin yang macam-macam. Aku akan menunggumu.”

“Kalau gitu kau cepat pargi. Mereka pasti menunggumu kan?” Kataku.

“Daijoubu. Ryo bilang tidak apa-apa. Dia kan seperti leader ke-2 NEWS, kalau ada dia pasti akan baik-baik saja…”

“Aku tidak apa-apa!!” Kataku tegas.

“Tapi…”

“Aku tidak mau tanggung jawab kalau NEWS ada apa-apa gara-gara kau menungguku di sini!!!”

“Ne~ Pi. Biar aku yang menjaga Horikita.” Kata Jin.

“Kalau gitu…aku pergi ya. Jin jaga Maki!!”

“Hmm.” Jin mengangguk.

Setelah mengecup keningku, Yamapi pergi.

“Aku baru tau kalau kau dan Pi pacaran.” Jin memecah keheningan.

“Heeh??”

“Tidak apa-apa mungkin Pi lupa memberitahuku.”

“Ah~ arigatou kau sudah menolongku.”

“Do itashimashite.”

“Anoo…boleh aku tau apa yang terjadi pada NEWS?”

“Hmm…Hironori-kun melakukan hal yang sama dengan Uchi-kun.”

“Hah??” Aku kaget.

“Tidak tau apa yang terjadi pada Hironori-kun. Sepertinya…NEWS akan dibubarkan.”

“Apa??! Itu tidak mungkin!!!”

“Aku kan baru bilang sepertinya, belum tentu terjadi kan.”

“Tapi…kalau NEWS dibubarkan…Tomo…”

“Kau ini pacar yang baik ya…”

Apa mungkin NEWS akan dibubarkan?? Yamapi pasti sangat sedih. Karena aku tau dia orang yang paling senang saat NEWS terbentuk. Dia juga sudah berusaha keras sampai akhirnya mendapatkan debut lewat NEWS.

Hari ini konser NEWS. Aku sepertinya datang terlalu cepat. Baru ada beberapa orang di tempat konser ini.

“Anoo…kau Horikita-san kan??”

“Ah…Yamashita-san.” Dia ibu Yamapi. “Hai…Horikita desu.”

“Sudah sembuh??” Tanyanya.

“Ah..iya..”

“Tomo selalu uring-uringan waktu kau di rumah sakit tapi dia tidak sempat ke sana, aku juga belum menengokmu…gomen…”

“Daijoubu-daijoubu. Aku tidak apa-apa kok.”

“Syukurlah…”

“Anda mau nonton juga??” Tanyaku ragu.

“Tentu. Setiap dia konser aku pasti menyempatkan diri untuk nonton.”

“o~h…”

“Okaa-san…” Panggil Rina-chan dari jauh sambil melambai.

Dia bersama seseorang. Dia lawan main Yamapi di Dragon Zakura. Masami Nagasawa. Aku tiba-tiba mengingat wajah orang yang menabrakku. Tidak. Aku pasti salah mengingat wajahnya.

“Kenapa kau ada di sini??” Tanya Rina-chan ketus padaku.

“Rina. Aku tidak pernah mengajarkanmu tidak sopan seperti ini.” Kata ibunya Yamapi. “Ah..Masami-chan kau juga datang?”

“Iya.” Jawab Nagasawa. “Tomo yang mengajakku.”

“Tomo nii-chan kan tidak pernah lupa mengajak Masami-chan.” Kata Rina.

“Aku tau Rina, tapi…katanya kau ada syuting kan??”

“Aku minta syutingnya diundur.” Jawab Nagasawa lagi.

“Waaah…Masami-chan demi Nii-chan apapun rela dikorbankan ya…manisnyaaa…” Puji Rina.

“Tentu saja.” Kata Masami ceria. “Ne~ kau Horikita Maki kan??” Tanyanya padaku.

“Hai.” Jawabku.

“Kalian sudah saling kenal??” Tanya ibu Yamapi.

“Belum. Aku tau dia di TV.” Jawab Masami. “Tapi…aku tau kalau dia pacar Tomo.”

HEEEHH…Dia tau. Pandangan matanya padaku seperti harimau yang berhasil menemukan kelinci. Apa mungkin kecurigaanku benar kalau Masami adalah cewek yang menerorku dan menabrakku???

“Tapi aku lebih rela Nii-chan jadian sama Masami-chan daripada sama dia.” Kata Rina.

“Riiiinaaa…” Kata Ibunya. “Kita masuk aja yuk!” Ajak Ibu Yamapi.

“Ah…aku masih mau di sini dulu.” Kataku.

“Hmm…ya sudah, Masami-chan??”

“Aku mau ke toilet dulu. Kalian duluan saja.”

“Ya sudah…kami duluan ya…”

Ibunya yamapi dan Rina masuk ke tempat konser. Meninggalkan aku dan Masami.

“Kau masih nekat juga ya…” Kata Masami tiba-tiba.

“Heh?”

“Masih mending kau tidak mati.”

“Jadi…jadi benar kau yang…”

“Aku mengenalnya sejak kecil. Aku juga tau kalau dia nge-fans padamu. Tapi… Tomo itu milikku!!!”

“Kalau kau juga menyukai Tomohisa, jangan bertindak curang seperti itu!!!”

“Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya…termasuk menghabisimu, Horikita-san!!”

Cewek yang menyeramkan. Apa-apaan dia!!! Dia pikir dengan mengancamku aku akan mundur. Tidak akan!!!

“Hmm…jadi dia yang menabrakmu.”

“Akanishi-kun!!” Kataku kaget melihat Akanishi berdiri di belakangku. “Bikurishita!!”

“mereka memang sudah kenal sejak kecil ya, jadi susah juga kalau tidak ada perasaan satu sama lain.”

“Heh? Dari kecil?” Kataku kaget, aku baru tau mereka sudah kenal sejak kecil.

“Hmm.” Akanishi mengangguk. “Mereka satu sekolah waktu SD, mereka sangat dekat. Memang Nagasawa-san lebih tua dari Pi, tapi umur tidak menjamin kedewasaan seseorang kan!!” Jelas Akanishi.

“Sou desuka…”

“Tapi waktu kelas 5 mereka jarang bersama lagi.”

“Nande?” Tanyaku.

“Karena Nagasawa-san jadi artis lebih dulu, dia sibuk syuting dan pemotretan.”

“Tapi sampai sekarang mereka kelihatan masih dekat.” Kataku.

“Karena mereka tidak pernah lepas contact.” Jelas Akanishi. “Nande???Kau cemburu??”

“A~h…chigaimasu!! Aku cuma berfikir, pantas saja Nagasawa-san benci padaku.” Kataku. “Ternyata dia lebih banyak tahu tentang Tomo.” Kataku sedih.

“Aku juga tau banyak tentangmu.”

“Eh??”

“Bisa dibilang aku juga fansmu lho!” Kata Akanishi menjawab pertanyaan yang tergambar pada wajahku. “Bahkan aku yang lebih dulu menemukanmu sebelum Pi.”

“Hah?? Kau tambah membuatku bingung Akanishi.”

“Bagaimana kalau kita kencan??”

“heeeehhh??? Jangan bercanda.” Akanishi mengajakku kencan??!!

“Kenapa? KAu takut Pi tau? Tenang saja aku tidak akan bilang-bilang ke Pi, kau juga jangan bilang-bilang. Bagaimana?”

“Gomen.”

Aku pergi menuju tempat konser. Apaan sih tiba-tiba bilang fansku, lalu bilang kalau aku pernah bertemu dengannya, lalu dia mengajakku kencan??! Dia kan tau kalau aku pacar sahabatnya.

“Aku akan memberi tau kapan kita pernah ketemu.” Kata Akanishi sambil menyusulku.

“Tidak perlu dengan kencan kan!!” Kataku masih sambil berjalan.

“Bagaimana kalau kuberitahu tentang Pi dan Nagasawa-san??”

Kakiku spontan berhenti.

“Memangnya ada apa dengan mereka?” Tanyaku berbalik menghadap Akanishi.

“Tidak akan kuberitahu selain dengan kencan.”

“Ya sudah, aku bias Tanya sendiri ke Tomo.” Aku melanjutkan jalanku.

“Coba saja kalau dia mau memberitahumu.”

“Pasti mau!!!”

Akanishi benar-benar membuatku penasaran. Memangnya ada hubungan rahasia apa Yamapi dengan Nagasawa-san?? Masih 2 jam lagi konser baru dimulai. Aku memutuskan pergi ke backstage untuk menemui Yamapi. Aku akan coba Tanya padanya.

Akhirnya aku berhasil menemukan NEWS no heya. Samar-samar aku mendengar suara Yamapi. Ada suara Nishikido juga. Sepertinya konferensi pers Nishikido dan Erika membuat Nishikido melupakan masalah kepergian Hiroki. Aku senang mereka bisa baikan lagi.

“Sumima…” Kata-kataku terhenti tepat saat aku akan membuka pintu ruang ganti NEWS.

“Ini konser yang terakhir untuk kita, karena itu minna…ganbatte!!!” Kata Koyama.

Eh…terakhir. Apa NEWS benar-benar akan dibubarkan??!!

“Hmm…” Suara Tego sekarang. “Aku…padahal aku baru bergabung 3 tahun 10 bulan di Johnny Entertaiment, aku senang saat aku terpilih jadi member NEWS…apalagi bisa satu grup dengan Yamapi…akhhh…rasanya aku tidak percaya…”

“Padahal aku sudah mulai dekat dengan kalian semua…” Kata Takahisa.

“Minna pokoknya kita harus semangat!!! Berikan yang terbaik!!!” Kata Shige berusaha menyemangati semuanya.

“Baka!!” Kali ini Yamapi yang bicara.

“Yamapi-san…” Suara Tegoshi.

“Kalian semua zettai bakayaro!!!” Suara Yamapi dingin sekali. “Bicara apa kalian ini, seolah-olah kita akan berpisah selamanya. Kalian tidak dengar ya apa kata Johnny-san! Kita hanya off sementara waktu, suatu hari kita pasti berkumpul lagi…”

“Yamapi…” Koyama memeluk Yamapi. “Aku terharu mendengarnya…”

“Hanase yo!!”

“YOSH!!” Nishikido yang bicara. “Minna…GANBARU YO!!!”

“GANBARIMASU!!!” Kata semuanya.

Aku tidak mungkin membicarakan masalah pribadi disaat seperti ini. Aku tau Yamapi, setegar apapun dia, tapi tetap saja dia termasuk cowok yasashii. Aku bersyukur punya cowok kayak dia…*ya..iyalah*. Nanti saja kutanyakan.

Konser berlangsung meriah. Sangat meriah malah. Banyak cewek yang meneriakkan nama Yamapi. Cemburu sih…tapi mau bagaimana lagi, itu jadi resiko punya pacar artis kan. Untung saja dimana-mana cewek, jadi tidak aka nada yang memperhatikan kalau aku Hotikita Maki. Tapi tetap saja aku jaga-jaga dengan menggunakan topi. Aku benar-benar bisa melihat Yamapi dari dekat. Suaranya pun terdengar jelas sekali. Padahal tiap aku nonton konser NEWS pasti selalu jauh dari panggung. Senangnya…

Lagu Nippon menjadi lagu pembuka. Dilanjutkan dengan lagu Kibou Yell dan Cherrish. Kemudian Teppen, ya ampun…aku rindu NEWS yang ber-8 kalau mendengar lagu lagu ini. Lagu demi lagu pun dipersembahkan. Sampai akhirnya lagu Sayaendou yan Hadashi no Shinderera Boii.

“Minna…” Yamapi bicara. “Kyou wa…boku tachi wa…tanoshikatta…dakara…ARIGATOU GOZAIMASHITA!!!”

“Arigatou…” Kata Tegoshi.

“Minna arigatou!!!” Nishikido berteriak.

“Arigatou….” Teriak Koyama, Shige dan Takahisa bersamaan.

“Kita pasti bertemu lagi…” Lajut Yamapi.

Teriakan “nande?” terdegar bergemuruh dari tempat penonton.

“Untuk sementara waktu, kami NEWS…akan mengurangi kegiatan kami karena suatu hal, demo minna…kami tetap memohon dukungan kalian, onegaishimasu…”

Yamapi membungguk member hormat, diikuti oleh Nishikido, Tegoshi, Koyama, Shige, dan Takahisa.

“Inilah persembahan terakhir dari kami…DREAM…douzo!!” Teriak Koyama.

Lagu Dream pun mengalun. Benar-benar lagu yang menyentuh. Suasana di konser jadi hening. Koyama dan Shige mulai terisak-isak. Dengan suara bergetar, Tegoshi dan Takahisa melanjutkan bait lagunya. Yamapi dan Nishikido sudah berkaca-kaca menahan air mata. Aku meneteskan air mata. Tidak…semua penonton ikut mengeluarkan air mata untuk NEWS.

“Kenapa matamu merah??” Kata Yamapi padaku di backstage.

“Apanya yang kenapa…matamu juga berkaca-kaca gitu!!” Jawabku.

“Hmmm.”

“Ne…Tomo.” Kataku. “Aku bangga padamu. Aku yakin suatu hari nanti NEWS pasti akan bersatu lagi.”

“Maki…aku ingin memelukmu.”

“Jangan di sini.” Akanishi datang.

“Jin..”

“Lebih baik wartawan mengerumunimu gara-gara kepergok bermesraan dengan Horikita-san atau menghadiri konferensi pers NEWS yang sebentar lagi dimulai?”

“Pertanyaanmu menjebakku Jin!” Kata Yamapi.

“Mereka menunggumu untuk wawancara tentang NEWS. Cepatlah!”

“Hai…hai…Maki aku pergi dulu ya…”

“Hmm.” Aku menganguk mengiyakan.

Yamapi pun pergi ke tempat konferensi pers mengenai pendingnya NEWS sementara waktu.

“Bagaimana?” Tanya Jin. “Kau sudah Tanya ke Pi?”

“…”

“Sepertinya kau harus menerima tawaran kencanku.”

“Akanishi-san…terima kasih atas tawaranmu. Aku pulang, jya…”

“Kau pasti akan menerimaku Horikita-san.”

“Maaf kalau aku sedikit menasehati, tapi…sikapmu ini tidak sopan!” Kataku tegas. “Jangan mengajak kencan cewek yang tidak kau sukai, apalagi dia pacar sahabatmu sendiri.”

“Aku tidak akan mengajak kencan cewek yang tidak aku suka.”

“Heh?”

Tiba-tiba Akanishi menarikku. Chup. Dia mencium bibirku. Aku langsung mendorongnya.

“kau…”

“Aku bilang aku yang menemukanmu lebih dulu kan! Jya…Maki-chan.”

Areeeee???

Aku…tadi Akanishi menciumku. Aku dicium cowok selain Yamapi. Air mataku keluar. Aku langsung berlari ke toilet. Segera aku menghapus ciuman Akanishi di bibirku tadi. Bagaimana ini?? Aku merasa bersalah pada Yamapi. Yamapi…gomenne.

“Tomo…” Panggilku pada Yamapi.”

“Kau menungguku.”

“Hmm.” Aku menganguk.

“Tumben.”

“Gomenne.” Kataku sambil menggenggam lengan Yamapi.

“Nande? Minta maaf untuk apa?”

“Pokonya aku minta maaf…” Aku tidak mungkin bilang kalau Akanishi tadi menciumku. Apalagi Akanishi itu sahabat Yamapi sejak masuk Johnny.

“Kau ini aneh! Tapi…aku maafkan.” Ucap Yamapi sambil mengusap-usap kepalaku.

Walau NEWS tidak berkegiatan untuk sementara waktu, tapi Yamapi tetap saja sibuk. Buktinya saja sudah hamper 3 minggu ini berbagai wawancara reality show dan pemotretan menyibukkannya. Dia bahkan dapat debut solo karier. Sekarang sedang sibuk latihan, rekaman, dan syuting untuk membuat video klipnya.

“Ok…bagus Horikita-san.” Kata forografer majalah Onna Star. “Hari ini cukup.”

“Arigatou gozaimasu.” Kataku.

“Doumo Horikita-san!”

“Ah…doumo, Nagasawa-san.”

“Nagasawa-san kau sudah datang?” Sapa kru Onna Star.

“Hai.”

“Tunggu sebentar ya, kami siapkan dulu semua pemotretan untukmu. “

“Ok, santai aja.” Jawab Nagasawa. “Ne Horikita-san.” Panggil nagasawa padaku yang sudah siap-siap pergi. “Sepertinya peringatanku masih belum cukup ya!”

“Maksudmu?”

“Kau ini pura-pura bodoh atau memang bodoh sih!!”

“…”

“Nagasawa-san sudah siap…!!!” Teriak kru dari sebrang ruang pemotretan.

“Haaaiii.” Jawab Nagasawa.

Untung saja kru cepat memanggil Nagasawa. Dia pun pergi.

“Ah…aku lupa…” Kata Nagasawa tiba-tiba. “Bagaimana kalau Tomo tau kau berciuman dengan Akanishi ya??”

“Eh?”

“Kalau kau kesulitan memberitahunya, aku bisa membantumu.”

Dia tau. Bagaimana kalau Nagasawa benar-benar membertauhu Yamapi. Lebih baik Yamapi tau dari mulutku daripada dari mulut orang lain. Tapi…apa aku harus memberitahunya. Kalau dia marah gimana?? Bagaimana kalau dia malah minta putus dariku?? Aku belum siap…

“Darimana saja kau???”

“Tomo…” Aku kaget Yamapi ada di Apartemenku. “Sejak kapan kau di sini.”

“Itu tidak penting.” Yamapi terlihat marah.

“Nande?”

“Nande katamu??! Kenapa kau tidak memberitahuku!!!”

“Heh??” Mungkinkah dia sudah tau.

“Kalau ada apa-apa tentang kita langsung beritahu aku!!”

“Itu…” Bagaimana ini???

“Jadi??”

“Aku…gomen, hontouni gomen.”

“Sudahlah…tapi aku senang sekali.” Yamapi langsung memelukku.

Heh?? Yamapi senang aku dicium cowok lain? Tidak salah??

“Akhirnya kita dapet dorama bareng lagi.”

“Heeehhh???”

“’Heh’? Kau tidak senang?”

“Dorama? Kita main di dorama yang sama lagi??” Tanyaku memastikan.

“Bukannya kau sudah tau. Kau sudah tau malah tidak memberitahuku.”

Ternyata aku salah sambung dengan pemikiran Yamapi. Berarti Yamapi belum tau mengenai ciuman itu. Syukurlah. Langsung saja ponselku berbunyi. Dari manajerku. Ternyata aku memang dapat peran di dorama yang baru bersama Yamapi.

Dorama kali ini Yamapi menjadi peran utama. Full dari awal sampai akhir. Bisa dibilang aku peran utama kedua setelah Yamapi. Judul doramanya Kurosagi. Yamapi jadi seorang penipu bernama Kurosaki. Dan aku cewek yang menentang pekerjaannya itu, Tsurara. Kebalikan dari dorama Nobuta, kalau di Nobuta Akira yang suka pada Nobuko, kalau di dorama ini Tsurara yang suka Kurosaki.

“Skenario apaan nih!!” Omel Yamapi di lokasi syuting Kurosagi. Kami sudah memulai syuting episode pertama dorama Kurosagi.

“Nande? Dari tadi kau mengomentari skenarionya terus.”

“Sebenarnya aku suka jalan ceritanya.”

“Soshite?” Tanyaku lagi. “Kalau bagus jangan ngomel mulu dong!”

“Habis…aku kira bakal dapet dorama romantis.”

“Nande sore…”

“Memangnya kau tidak mau kita berperan sebagai sepasang kekasih??” Tanya Yamapi.

“Bukannya begitu, tapi…”

“Kau ini! Setidaknya kalau di dunia peran aku bisa memelukmu, tanpa ada seorang pun yang curiga.”

“Apa isi otakmu Cuma itu!!”

“Aku ini laki-laki normal, wajar dong kalau aku ingin memeluk kekasihku sendiri.” Jelas Yamapi. “Aku tidak mau hubungan ini terus disembunyikan.”

“Lho?? Siapa yang menyembunyikannya, member NEWS, Erika, Kamenashi, keluargamu, bahkan Nagasawa dan Akanishi pun tau kan!!”

“Bukan mereka yang kumaksud!!”

“Sudahlah…sudahlah…baca saja skenarionya!!”

“Ne…Maki!” Panggil Yamapi sambil menatapku tajam. “Kenapa kau tidak mau semua orang tau hubungan kita?”

“Heh??” Aku kaget dengan pertanyaannya.

“Ada yang kau sembunyikan dariku??”

Pikiranku langsung penuh dengan bayangan Nagasawa yang mengancamku. Belum lagi ajakan kencan Akanishi dan ciumannya itu. Lalu sedekat apa hubungan Yamapi dan Nagawawa. Sejak kapan aku bertemu Akanishi??Kenapa Akanishi tega melakukan itu padaku, pacar Yamapi, sahabatnya sendiri??Apa mungkin ini saatnya aku memberitahu Yamapi…

“Hmm.” Aku menggeleng. “Nandemonai…”

“Hontou??”

“Hmm.” Aku mengangguk. “Daijoubu.”

“Apa kau tidak mau semuanya tau karena kau tidak benar-benar suka padaku?? Perasaanmu padaku sebenarnya hanya suka terhadap idola saja, begitu kan??”

“Kalau kau tidak percaya pada perasaanku, jangan jadikan aku pacarmu!!!”

“Heh…????”

Aku pergi meninggalkan Yamapi. Aku kesal sekali pada ucapannya tadi. Bisa-bisanya dia tidak percaya kalau aku benar suka padanya. Bukan rasa suka seorang fans terhadap idolanya, tapi rasa suka seorang cewek pada kekasihnya.

Syutingpun dimulai. Aku merasa cerita Kurosagi ini seperti cerita cinta kami yang selalu bertengkar. Walau di cerita ini hubungan kami tidak jelas arahnya. Pulang syuting Yamapi harus menghadiri Show di Music Station. Ternyata debut solonya menjadi lagu utama di dorama Kurosagi ini. Daite Senorita.

Aku langsung pulang ke apartement. Sepertinya Yamapi marah gara-gara ucapanku tadi. Tapi biarlah…harusnya kan aku yang marah!! Pokonya sampai dia bilang maaf aku tidak akan minta maaf!! Sesampainya di depan kamar apartement, aku menemukan keganjilan. Pintunya tidak dikunci. Mungkin acara di Music Station diundur jadi Yamapi ada di dalam, Soalnya hanya dia yang kuberi kunci duplikat kamarku. Pasti dia mau bersujud minta maaf…

“Okaeri!!!” Ucapku.

“Tadaima!”

E~h…Ini bukan suara Yamapi.

“kenapa kau ada disini??” Tanyaku kaget melihat Akanishi sedang asyik menonton TV di kamarku. “Bagaimana kau bisa masuk ke kamarku??”

“Kau ini galak sekali.” Kata Akanishi. “Aku mau mengantar ini padamu.”

Akanishi menyodorkkan rangkaian bunga mawar padaku.

“Untuk apa?” Tanyaku heran.

“Jangan salah paham. Ini dari Pi, katanya sebagai permohonan maaf.”

“Kenapa tidak did sendiri saja yang kasih??”

“Kau tau kan kalau sekarang dia harus menghadiri Music Station untuk debut solonya yang pertama.” Kata Akanishi. “Jadi dia minta tolong padaku untuk mengantarkan ini. Tadi aku bertemu dengannya. Dan dia kasih kunci apartementmu, jadi aku bisa masuk…” Jelasnya.

“Terima kasih.” Kataku. “Kalau gitu urusanmu di sini sudah selesai kan, kau boleh pulang.”

“Aku tidak mau.”

“Heh?”

“Aku masih mau di sini bersamamu.” Godanya.

“Jangan macam-macam!! Pulanglah…onegai!!” Pintaku.

“Bukan Cuma Pi yang keras kepala, aku bisa lebih keras kepala darinya lho!!”

“Aku heran padamu.” Kataku. “Kau ini sahabat Tomo dari kecil kan? Kalian bersama-sama di Johnny sejak awal masuk, tapi kenapa kau malah bersikap seperti ini!!”

“Karena aku sahabatnya.”

“Jangan membuatku bingung!!”

Tiba-tiba Akanishi mendorong dan menjatuhkanku di atas tempat tidur. Posisinya tepat di atasku. Tangannya mengikat tanganku.

“Hanase yo!!!” Teriakku.

“Karena aku sahabatnya, maka…akulah orang yang paling membencinya.”

“Heh?”

Mata Akanishi memerah. Tatapannya seolah dia siap untuk menerkam. Tatapan penuh kebencian.

“Aku akan mendapatkan apapun miliknya…” Akanishi melepaskanku. “Dakara…aku pasti akan mendapatkanmu. Jya!” Chup, Akanishi mengecup pipiku.

“Apa-apaan kau!!!” Aku melempar bantal ke arah pintu setelah Akanishi menutupnya.

Pagi yang seperti biasanya. Saat kubuka mata Yamapi ada di hadapanku. Dengan kesal aku mendorongnya jatuh dari tempat tidurku.

“Iiiiitaaaiiii….” Erang Yamapi. “Nande?? Caramu membangunkanku kasar sekali sih!”

“…”

“Kau ini kenapa, pagi-pagi sudah marah-marah gitu!! Bukannya Jin sudah mengirimkan bunga dariku?”

“Itu yang membuatku marah!!” bentakku.

“O~H…wakatta, kau mau aku yang langsung memberikannya kan?? Gomen…kau tau aku tidak bisa memberikannya langsung kan…”

“Tidak masalah kau mau menitipkan bunganya pada orang gila sekalipun…” Ucapku kesal. “…yang penting jangan sembarangan memberikan kunci apartementku pada orang lain dong!!!”

“Jin itu bukan orang lain…”

“Apalagi padanya!!!” Potongku spontan, Yamapi kaget. “A~h…”

“Memangnya kenapa dengan Jin?” Tanya Yamapi. “Kau tau dia itu sahabatku kan!!”

“Itu…anooo…pokonya jangan sembarangan kasih kunci apartementku!!!” Ucapku sebagai tanda selesainya pertengkaran pagi itu.

Aku dan Yamapi benar-benar disibukkan oleh syuting Kurosagi. Bagusnya kami jadi sering bersama tanpa ada seorang pun curiga. Kami menghabiskan waktu istirahat syuting dengan bercanda-canda. Aku ingat waktu istirahat syuting Kurosagi episode 4. Saat itu ada wawancara khusus. Dan Yamapi menunjukkan gerakan dance Daite Senorita. Kyaaa…aku baru pertama kali melihat Yamapi nge-dance di depan mataku secara langsung. Kami benar-benar menghabiskan setiap waktu istirahat bersama-sama.

*Skip ya*

Ga kerasa dorama Kurosagi sudah memasuki episode 10. Artinya tinggal 1 episode lagi. Doramaku dengan Yamapi kali ini booming. Nggak aneh sih…abiz Yamapi yang full main di dorama ini. Apalagi bisa melihat Yamapi dengan berbagai karakter. Aku yang menjadi lawan mainnya saja ber-kyaaa ria dalam hati. Kadang aku seperti bermimpi kalau Yamapi itu pacarku.

“Maki…mitte!! Kalau ini bagus ga???” Tanya Erika padaku.

Dia menunjukkan gambar gaun pengantin di majalah yang baru saja dia beli. A~h…aku belum member tahu ya…Nishikido dan Erika memutuskan untuk menikah. Rencananya sih 3 bulan lagi. Seperti biasanya, mereka berhasil menyembunyikan berita bahagia ini pada wartawan. Mereka bilang akan membuat surprise. Saat ini Erika sedang main ke apartementku dan meminta pendapatku untuk gaun pengantinnya.

“Bagus…bagus…” Kataku.

“Ne Maki! Dari tadi semua gaun yang aku tunjuk selalu kau bilang bagus, kau malah tambah membuatku bingung memilih yang mana!!” Kata Erika.

“Eh…gomen. Memang semuanya bagus kok!” Kataku. “Kenapa ga Tanya Nishikido saja sih??Dia pasti lebih tau kau lebih cantik pakai yang mana!!” Saranku.

“Kau pikir dia peduli aku pakai baju apa.” Kata Erika sambil melirik Nishikido yang cuek mendengar music di mp3 sambil baca komik. “Kalau aku pakai karung juga dia tidak akan peduli!!!”

“Aku datang!!!” Teriak Yamapi sambil membawa keresek besar makanan di tangannya.

“Kau lama sekali.” Kata Nishikido akhirnya lepas dari komik dan mp3-nya.

“Kau pikir semudah apa aku bisa lolos di tempat umum!! Untung ada Jin.”

“Yo!” Jin muncul dari belakang Yamapi.

Jin???Akanishi Jin??? Jangan bercanda!!! Hidupku beberapa minggu ini sudah tenang tanpa kehadirannya. Sekarang dia datang lagi…ya…Tuhan…Yamapi bodoh!!! Ngapain bawa-bawa Jin ke sini.

“Wah…sepertinya sedang ada kumpul-kumpul nih!!” Kata Jin.

“Iya…tapi kau tamu tak diundang!” Gumamku.

“Hisashiburi…Maki.” Sapa Jin. Berani-beraninya dia memanggil nama kecilku.

“Hisashiburi…” Jawabku malas.

“Jin tangkap!!” Yamapi melempar cola pada Jin.

“Arigatou…”

“Siapa yang mau menikah??” Tanya Jin sambil mengangkat majalah pengantin milik Erika. “Pi…kau tidak pernah bilang mau menikah.”

“Chigau…bukan aku. Ryo dan Erika.”

“Oh…syukurlah.” Jin senyam-senyum.

“Nande??” Tanya Yamapi.

“Karena aku harus menikah lebih dulu sebelum kau!!” Kata Jin.

“Hahahahhaha…punya pacar saja belum. Maaf Jin, sepertinya aku mendahuluimu.” Kata Yamapi tak mau kalah.

“Kalau aku tidak punya pacar bukan berarti aku tidak punya calon kan?!”

“Ehhhh???” Yamapi dan Nishikido kompak kaget.

“Kau ini diam-diam menghanyutkan Jin!!” Kata Ryo.

“Sejak kapan kau bisa suka sama cewek??” Canda Yamapi.

“Sejak aku bertemu dengannya.” Tiba-tiba Jin menatapku. Aku juga bisa merasakan semua mata tertuju ke arahku.

“Eh…ah…Bagaimana kalau aku buat popcornya sekarang?? Sebentar ya…” Dengan gugup aku ke dapur.

“Pacarmu lucu juga ya Pi!” Kata Jin.

“…” Yamapi hanya terdiam.

Akanishi sudah keterlaluan!!! Bagaimana kalau Yamapi curiga dan salah paham. Aku selesai membuat popcorn-nya. Kami pun makan sambil ngobrol-ngobrol. Yamapi, Nishikido, dan Akanishi asyik membicarakan kerjaan mereka. Erika masih menanyakan pendapatku tentang gaun pengantinnya.

Kriiing…kriiiing…kriiiing…

Ponsel Yamapi berbunyi.

“Moshi-moshi..” Jawab Yamapi.

Moshi-moshi Tomo-chan.

“Ah…Masami-chan.”

Nagasawa menelepon Yamapi, ada apa?? Aku bersikap biasa saja dengan terus mengobrol dengan Erika. Tapi telingaku terus mendengarkan.

Kau ada dimana sekarang??” Tanya Nagasawa di sebrang sana.

“Aku di apartemen Maki, kami sedang kumpul-kumpul.”

Apartemen Maki?!

“Hmm…nande?” Tanya Yamapi.

Kita bisa keluar sekarang??”

Sekarang? Memangnya ada apa?”

Besok kan ulang taunmu. Besok aku ada syuting di Hokaido, makannya aku inginmerayakanya sekarang.

“Oh…daijoubu Masami.” Kata Yamapi. “Kau ingat ulang taunku saja aku sudah senang tidak perlu dirayakan.”

Nagasawa juga ternyata ingat ulang tahun Yamapi. Aku ingat besok ulang tahun Yamapi yang ke-21. Aku sudah punya rencana untuk ulang tahunnya selesai syuting Kurosagi episode 11 besok. Jujur…aku cemburu Nagasawa mendahuluiku.

Pokonya aku mau merayakannya!!! Aku tunggu kau sekarang di Romantic Cafe ya…Matteru!!”

“Chotto Masami…”

“Aku juga mau kasih tau sesuatu tentang Horikita dan Akanishi.

“Eh?”

Jya…matteru!”

“Aku pergi dulu ya…” Kata Yamapi akhirnya pergi menemui Nagasawa.

Yamapi pergi tanpa Tanya padaku apa aku setuju dia bertemu Nagasawa atau tidak. Nyebelin!!! Erika akhirnya sudah memutuskan gaun yang akan ia pakai di pernikahannya nanti dengan Nishikido. Erika dan Nishikido pun pamit pulang.

“Kalau begitu…aku juga pulang.” Kata Akanishi.

“Kau memang seharusnya pulang.”

“Baiklah, tapi sebelumnya…aku masih membuka tawaran untukmu.”

“Nani?”

“Sepertinya Yamapi sangat mementingkan Nagasawa ya…” Aku panas mendengar kata-kata Akanishi. “Kalau kau mau kencan denganku, akan kuberitahhu semua rahasia mereka. Dou??”

Akanishi menunggu jawabanku.

“Kemana kita akan kencan?” Tanyaku akhirnya.

“Star Park. Hari minggu kutunggu kau jam 9 pagi ya…Jya!”

Akanishi pergi. Sepertinya otakku sudah tidak bisa berfikir sehat lagi. Hubungan Nagasawa dan Yamapi membuatku tidak bisa berfikir jernih. Tapi aku tidak mungkin mencabut kata-kataku pada Akanishi. Aku terlanjur menerima ajakan kencannya.

Pagi ini Yamapi tidak ada dalam kamarku. Tumben. Apa dia semalaman bersama Nagasawa??Akhhh…aku tidak mau memikirkannya. Aku percaya pada Yamapi. Dia tidak mungkin menghianatiku. Daripada memikirkan itu, aku cepat-cepat bersiap-siap untuk ke lokasi syuting Kurosagi. Hari ini syuting terakhir dan juga…

“AAKKKKHHHH!!!!! Hari ini kan ulang tahun Yamapi!!”

Kemarin aku lupa beli kado. Aku juga belum mengucapkan selamat padanya. Kenapa aku bisa lupa sih!!! Di perjalanan menuju tempat syuting aku menelepon Yamapi…tapi…Ponselku mati!!! Aku lupa men-charge-nya…Pokonya sesampainya di lokasi syuting aku harus mengucapkan selamat ulang tahun pada Yamapi. Tapi diluar dugaan…

“Horikita-san kau sudah telat 1 jam!!!” Kata sutradara menyambut kedatanganku.

“Eh??” Aku melihat jam tanganku. “Aku datang tepat waktu kok.”

“Memangnya kau lupa kalau syuting dimajukan 1 jam lebih cepat??” Tanya sutradara.

“Ah…gomen…aku benar-benar tidak ingat.”

“Sudahlah…cepat ganti baju, syuting segera dimulai.”

Pikiranku benar-benar habis untuk memikirkan Nagasawa dan Yamapi. Aku tidak sempat mengucapkan ulang tahun pada Yamapi. Hari ini sangat melelahkan. Aku bahkan harus mengambil take beberapa kali karena lupa skenarionya. Namun…akhirnya syuting berakhir juga…

PAK…

“Itaaaiii…” erangku setelah Yamapi memukul kelapaku.

“Hari ini kau jelek sekali!!!” Yamapi duduk di sebelahku.

“…”

“Nande??”

“Gomen…” Kataku. “Aku terlambat mengucapkan selamat ulang tahun untukmu. Aku juga lupa beli kado untukmu. Bahkan kue ulang tahun pun tidak aku siapkan…gomen…” Aku menyembunyikan mukaku ke dalam lutut.

“Aku kesal sih…” Kata Yamapi. “Demo…arigatou…kau memikirkannya sampai lupa semuanya.” Yamapi mengusap kepalaku.

“Ne…kau mau minta apa?” Kataku. “Aku kan belum memberimu hadiah.”

“hmmm…” Yamapi berfikir. “Aku mau kau.”

“eh???”

“Hahahahaha…” Yamapi tertawa setelah menggodaku.

“Nani sore??!!”

“Ternyata benar kata Jin, kau ini lucu juga ya…”

Aku terdiam. Jin bilang begitu pada Yamapi?? Dasar!!!

“Nande??” Tanya Yamapi yang melihatku terdiam.

“Hmm..nandemonai…” Jawabku. “Jadi kau mau hadiah apa?” Tanyaku lagi.

“Aku tidak mau hadiah.” Jawab Yamapi.

“Lalu?”

“Hmmm…aku mau kita mengumumkan hubungan kita.”

“Heh??”

“Nande? Kau masih tidak mau juga?” Sepertinya Yamapi serius.

“Aku…bukankah kita berdua saja yang tau itu sudah cukup?? Aku sudah bilang berapa kali padamu.”

“Kau ini kenapa sih?” Tatapan Yamapi tepat menusuk mataku. “Setiap kali aku ingin hubungan kita diketahui semua orang, kau selalu menolaknya.”

“Suatu hari semua orang juga akan tau.”

“Suatu hari itu kapan??” Nada bicara Yamapi makin tinggi. “Apa perlu menunggu sampai kita jadi kakek nenek??!”

“Bukan begitu…”

“Atau sampai orang-orang tau kau pernah menjadi pacarku!!”

“Apa maksudmu??”

“Aku hanya ingin orang-orang tau kau ini pacarku, apa itu egois!!!”

“...”

“Gomen…akhir-akhir ini kau seperti menyembunyikan sesuatu dariku, aku hanya khawatir. Aku takut kau pergi dariku.”

“Tomohisa…” Panggilku. “Apapun yang terjadi, shinjitte kudasai…onegai…”

Yamapi menciumkku lembut sekali. Perasaan kami tersampaikan satu sama lain lewat ciuman itu. Gomenne Yamapi *gantinya Gomenne Juliet*…Aku janji aku tidak akan pernah menghianatimu. Aku janji…

Malam itu kami lelah setelah syuting Kurosagi. Kami merayakan ulang tahun Yamapi di apartemenku. Berdua kami menghabiskan malam berdua. Dengan erat Yamapi memelukku dalam tidurnya. Aku bisa merasakan kehangatan pelukannya…*co cwiiiit…mupeng*

Aku menunggu Akanishi tepat jam 9 pagi di depan Star Park. Dia belum datang juga. Semoga saja dia memang tidak datang. Tapi…sepertinya harapanku sia-sia.

“Ohayo Maki!!” Sapa Akanishi. “Kau menungguku dari tadi??”

“Jam 9 tepat, kau terlambat!” Kataku.

“Ya…ampun…aku kan Cuma terlambat 5 menit.”

“Sudahlah ayo masuk.” Ajakku.

Kami pun masuk ke Star Park. Ngomong-ngomong aku belum pernah kencan dengan Yamapi sejak berpacaran. Kami hanya bertemu di lokasi syuting dan apartemenku. Menghabiskan waktu pun di sana. Kenapa aku malah kencan sama cowok lain sih…

“Jadi???” Tanyaku membuka pembicaraan.

“Apa?” Tanya Akanishi pura-pura bodoh.

“Dengar ya Akanishi-san.” KAtaku tegas. “ Aku menerima ajakan kencanmu karena aku mau mendengar penjelasanmu tentang hubungan Tomo dan Nagasawa.”

“Kau ini langsung sekali sih…bagaimana kalau kita main dulu??”

“Demo…”

“Kalau Cuma ngobrol sih bukan kencan namanya.” Ucap Akanishi. “Ikuzo!” Akanishi menarik tanganku. Aku menepisnya. “Ne…sekarang kita sedang kencan kan…”

“Tidak perlu pegang-pegang kan!!”

“Galak sekali…”

Aku dan Akanishi bermain wahana-wahana yang ada. Saat bermain roll coaster aku berteriak sekencang-kencangnya untuk menghilangkan semua masalah yang ada di dalam pikiranku. Setelahnya aku sedikit lega. Terakhir kami masuk ke rumah hantu.

“Kya…”

“KYAAAAA!!!!” Akanishi memegang erat lenganku. Tangannya begetar.

“Eh??”

“Kowai…kowai…kowai…cepat keluar dari si…GYAAA!!!”

“Hahahahahaha…” Aku melepaskan tawaku setelah keluar dari rumah hantu itu.

“Jangan tertawa!!”

“Habis…aku tidak menyangka kau ini penakut, hahahaha”

“Shikashi…aku pasti ancur banget tadi di dalam.”

“Hahahahaha…”

“Yamette yo!!” Muka Akanishi memerah.

“Harusnya tadi kau bilang kalau kau takut ke rumah hantu.”

“Aku tidak bisa bilang begitu di depan cewek yang aku suka.”

“eh??”

“Tapi tidak apa-apa, akhirnya kau bisa tertawa kencan denganku.”

*catatan: Jin emang takut ke rumah hantu, waktu ada game nge-date, jin ke rumah hantu bareng cewek yang nge-date ma dia di game itu, asli…jin ampe kabur ninggalin ceweknya sendiri…hahahaha…*

“…”

“Kau mau es krim?” Tawar Akanishi.

“Boleh.”

Aku menunggu Akanishi di bangku taman ria itu.

“Nih!” Akanishi menyodorkan es krim padaku.

“Arigatou.”

“Oishii…”

“Ne…” Panggilku. “Sebenarnya kau ini cowok baik, tapi…kenapa kau berbuat semua ini sih, kau malah terlihat jahat tau!!”

“Arigatou.”

“Jadi…apa hubungan mereka??” Tanyaku.

“Kau ini benar-benar penasaran ya?” Tanyanya.

“Sudah jelas kan, kalau tidak mana mungkin aku…”

“Mau kencan denganku.” Potongnya.

“Hmm.” Aku mengangguk menegaskan.

“Kami satu sekolah waktu SD.” Akanishi memulai ceritanya. “Nagasawa kakak kelas kami. Aku dan Pi beda kelas. Saat itu Nagasawa sudah mulai terjun ke duania artis. Waktu kelas 2 orang tua Pi bercerai *aku lupa umur Pi berapa taun sih waktu itu??*. Setahun setelah orang tua Pi bercerai, ayah Pi menikah dengan ibunya Nagasawa.”

“Eh??” Aku baru tau…”Jadi Tomo dan Nagasawa kakak beradik??”

“Hmm.” Akanishi mengangguk. “Pi yang mengetahui itu langsung mendatangi Nagasawa dengan marah-marah.”

*Flash back*

“Aku tidak rela kau merebut ayahku!!!” Teriak Yamapi di kelas Nagasawa.

“Aku juga tidak mau.” Kata Nagasawa. “Aku jadi kesepian, aku tidak punya teman di rumah…dakara…kau mau jadi temanku kan??”

“Sejak saat itu Pi dekat dengan Nagasawa. Mereka selalu bersama. Alasan Pi masuk ke dunia hiburan pun karena ingin selalu bersama Nagasawa, memasuki dunia yang sama dengan Nagasawa. Mereka juga sempat berpacaran diam-diam waktu SMP. Karir Nagasawa semakin menanjak, hubungan mereka sempat terbongkar waktu kelas 3 SMP. Namun tidak banyak orang yang tau, karena Nagasawa mengumumkan dia pacaran dengan Hiroshi Tamaki *sorry minjem nama*, hanya untuk menutupi hubungannya dengan Pi.” Akanishi diam sesaat. “Pi sangat sakit hati, sampai dia melihat fotomu di majalah dan membaca profilemu. Hanya karena kau bilang kau ingin jadi artis karena ingin bersama dengan orang yang penting untukmu dan ingin besama di dunia yang sama dengan orang itu, dia kegirangan dan mulai menganggap Nagasawa sebagai kakaknya. Dia semakin bersemangat dengan dunia artis, karena merasa dia punya teman yang bisa mengerti dia, yaitu kau.” Akanishi berhenti dan terdiam.

“Kau tau banyak tentang Tomo, lalu kenapa kau membencinya??”

“Karena dia selalu merebut apa yang aku punya!!!”

“Eh??”

“Aku masuk Johnny lebih dulu *iya gt??* tapi dia mendapat popularitas lebih banyak, aku yang lebih dulu bertemu denganmu tapi dia yang mendapatkanmu!!!” Tangan Akanishi mengepal erat dan bergetar menahan marah.

“Itu namanya egois, Tomo mendapatkan popularitas lebih karena dia berusaha keras.” Bantahku. “Masalah perasaan tidak bisa dilihat hanya dari siapa yang lebih dulu bertemu!!”

“Kau benar-benar lupa denganku…” Kata Akanishi.

“Heh?”

“Kau ingat anak laki-laki berumur 10 tahun yang menangis di depan kuil?” Tanya Akanishi. “Dia menangis dengan luka memenuhi muka dan tubuhnya. Bajunya kotor dengan lumpur. Saat itu hujan sedang deras.”

“Chotto…”

Aku mengingat kembali memori masa kecilku. Di depan kuil dekat rumahku. Waktu itu sedang hujan deras, aku pulang dari rumah temanku. Aku melihat seorang anak laki-laki memakai kacamata menangis. Sepertinya seumuran denganku.

“Nande?” Tanyaku mendekati anak laki-laki itu. “Kenapa kau menangis?Akhh…kau terluka.”

Anak itu malah mau pergi, tapi aku menahannya.

“Aku bawa hansaplas, aku obati dulu ya…” Kataku menariknya.

“Hanase yo!! Biarkan aku pergi!!”

“Tidak bisa, lihat lukamu dimana-mana, hujannya deras lagi…sakit kan!!”

“BIARKAN AKU!!!” Teriaknya.

“Jadi orang jangan keras kepala!! Kalau kesal ya bilang kesal, kalau marah ya bilang marah, kalau sakit juga harus bilang sakit!!!”

“…”

“Sini aku obati.”

Aku menariknya ke teras kuil dan mengobati lukanya. Aku ingat aku menempelkan 6 hansaplas padanya.

“Selesai.” Kataku setelah menempelkan hansaplas terakhir di pipinya.

“a…ari..gatou…”

“Hmm…” Aku mengangguk. “Kalau boleh tau kenapa kau menangis?”

“Aku dikerjain teman-temanku.” Jawabnya pelan sambil menunduk.

“Dikerjain?? Ini sih namanya dikeroyok!! Kenapa kau tidak melawan??”

“…”

“Kau takut?”

“…”

“Wajar sih kalau mereka banyak. Tapi bagaimana pun kau harus membela diri sendiri!!”

“Ini akibat aku melawan.”

“Eh??”

“Aku suka bertanya-tanya…apa aku tidak boleh sedikit bermimpi ya…”

“Eh?”

“Apa aku terlalu jelek untuk bermimpi?”

“Semua orang berhak bermimpi kok!! Apapun mimpinya, memangnya kau ingin apa??”

“Aku…ingin jadi artis terkenal.”

“Hmm…”

“Kenapa kau tidak tertawa?” Untuk pertama kalinya anak itu menatapku.

“Apa yang harus ditertawakan?” Kataku. “Ingin jadi artis terkenal itu mimpi yang bagus kok.”

“Tapi mereka bilang aku tidak pantas jadi artis, aku jelek!!”

“Hmmm…” Aku melepas kacamatanya. “Kau manis kok!!”

“…”

“Ah…hujannya sudah reda, aku harus segera pulang, ibuku mau mengajarkanku memasak. Aku duluan ya…” Aku pergi. “Ah…kalau mereka masih berani mengerjaimu panggi aku ya…Horikita Maki…nanti kalau kau sudah jadi artis aku akan jadi fansmu yang pertama…jya!!!”

Aku pergi lupa menanyakan namanya.

“Ternyata itu kau?” Tanyaku memastikan.

“Hmm…” Akanishi mengangguk.

“Tapi kau tidak adil kalau menyalahkan Tomo dalam hal ini.”

“Apa aku masih tidak adil kalau dia yang membuatku menangis??”

“Eh??Maksudmu…”

“Orang yang menghinaku, orang yang mengerjaiku, orang yang membuatku putus asa adalah Yamapi, apa kau masih mencoba menghentikan rasa benciku padanya???”

“…” Aku tidak bisa berkata-kata.

Clak…

Air mata Akanishi mengalir.

“Dia tidak pernah minta maaf padaku. Dia bahkan tidak pernah ingat anak laki-laki itu adalah aku.“ Kata Akanishi dengan suara bergetar karena menangis. “Dia juga membuat aku dibenci olehmu. Aku benar-benar benci padanya. Aku benci…”

Kebencian Akanishi seperti mengalir padaku. Aku bisa merasakan kebenciannya pada Yamapi. Rasa sakit hatinya, rasa ingin membalas dendam. Tubuhku spontan memeluk Akanishi yang tertunduk menangis.

“Ne…” Kataku pada Akanishi. “Aku tidak bisa melarangmu untuk tidak membenci Tomo, aku juga tidak bisa memintamu memaafkan Tomo, tapi…apa dengan balas dendam semuanya selesai?? Bukankah orang yang paling sakit adalah kau??”

Akanishi terus terisak. Tubuhnya masih bergetar. Akanishi mengantarku pulang dalam diam. Pantas saja Akanishi segitu bencinya pada Yamapi. Kalau Nagasawa adalah kakak tiri Yamapi berarti dia bisa mngambil hati Rina dan Ibunya Yamapi dengan baik. Buktinya saja mereka begitu akrab dengannya. Kalau Nagasawa tidak mengakui Yamapi sebagai pacarnya, kenapa dia begitu menguasai Yamapi??

Hari ini aku sendiri lagi. Yamapi ada konser bersama Shoonen Club di Osaka. Hari ini benar-benar melelahkan. Kepalaku pusing.

Pagi harinya kepalaku masih pusing. Karena tidak ada jadwal untuk hari ini aku memutuskan pergi jalan-jalan ke Shibuya. Siapa tahu aku bisa menghilangkan kepenatanku dengan jalan-jalan.

“Maki-chan!” PAnggil seseorang yang aku kenal suaranya.

“Hiroki!”

“Hisashiburi…”

“Hisashiburi, genki??”

“Hai genki desu.” Kata Hiroki sambl tersenyum. “Kau tambah kurus ya…”

“Hontou?”

“Iya…dulu aku bisa mencubiti pipimu.”

“Maksudmu!!!”

“Hahahaha…” Hiroki masih saja suka menggodaku. “Sedang apa kau di sini?”

“Aknu Cuma jalan-jalan aja.”

“Ga bareng Yamashita-san?”

“Dia kemarin dari Osaka, mungkin sekarang dia lagi tidur kecapean.” Jawabku.

“Hmm…mau minum??”

Aku dan Hiroki mencari Café yang nyaman. Akhirnya kami menemukan Café terbuka di samping Shibuya 109. Setelah memesan minuman kami banyak mengobrol. Hiroki sedih mendengar NEWS dibubarkan untuk sementara waktu.

“Kau ada perlu datang ke Tokyo?”

“Aku mau ketemu Ryo. Katanya dia butuh pertolonganku.” Kata Hiroki. “Ga kerasa 2 bulan lagi dia menikah.”

“Aku juga kaget mendengarnya. Mereka itu memang suka membuat sensasi ya…”

“Memang begitulah mereka…”

Kami terus mengobrol sampai TV di luar Café itu menyebut namaku. Aku dan Hiroki focus mendengarkan.

Berita mengejutkan kembali datang dari artis muda Horikita Maki (19 tahun). Kamera kami menangkap Horikita-san dan salah satu member boyband KATTUN Akanishi Jin sedang kencan di Star Park. Berikut liputannya.

Mereka menayangkan kami yang baru keluar dari rumah hantu sampai aku memeluk Akanishi. Isi kepalaku langsung kosong. Rasanya otakku membeku. Aku lupa semuanya. Yang aku ingat kepalaku sangat sakit, dan aku pingsan.

Saat kubuka mata, Hiroki ada di hadapanku. Aku ditidurkan di bangku taman dekat Shibuya 109. Air mataku keluar tanpa diminta.

“Daijoubu??” Tanya Hiroki.

“…”

“Aku tau kau pasti bingung harus menjelaskan apa ke Yamashita-san, tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja, Yamashita-san pasti akan mendengar penjelasanmu.” Kata Hiroki menenangkanku.

“Hmm…” Aku bangun dan menghapus air mataku. “Arigatou Hiroki…”

“Ah…itu Horikita-san!!!” Seru seseorang yang ternyata wartawan.

Dalam sekejap wartawan berkumpul dan menghujaniku dengan berbagai pertanyaan.

“Jadi apa hubunganmu dengan Akanishi-kun?”

“Sejauh mana hubungan kalian??”

“Sekarang kau bersama Uchi, apa kalian kembali berpacaran??”

Aku menutup kedua telingaku. Pertanyaan-pertanyaan itu terasa menusuk telingaku. Mereka berisik. Aku mau pergi, aku mau bebas dari sini…GREP Hiroki menarikku menerobos kerumunan wartawan tadi.

“Gomen…kami harus pergi!”

Hiroki mengajakku berlari. Tak mau kalah para wartawan pun mengikuti kami berlari. Akhirnya aku dan Hiroki sampai di Apartementku. Kulihat kunci kamarku sudah terbuka. Yamapi pasti ada di dalam. Benar saja…

Tanpa menungguku masuk kamar, Yamapi menarikku pergi dari apartement.

“Chotto Yamashita-san!!” Tahan Hiroki. “Dengarkan dulu penjelasan Maki-chan, jangan main kasar…”

“Ini bukan urusanmu!!!” Bentak Yamapi.

“Ini memang bukan urusanku!” Hiroki kembali membentak. “Tapi kalau menyakiti Maki, itu jadi urusanku!!”

Yamapi terus menarikku menjauh dari apartemen. Aku masuk ke dalam mobil Yamapi. Yamapi membawaku pergi ke pantai. Pantai itu sepi. Hanya ada aku, Yamapi, dan…Akanishi yang sudah menunggu di depan mobilnya.

“Jadi…ada yang mau kalian jelaskan??” Tanya Yamapi.

“…” Bibirku rasanya kaku.

“Kenapa kalian diam saja???” Tanya Yamapi lagi. “Kalian mengakui kesalahan kalian??”

BUAK. Yamapi menonjok Akanishi.

“Tomohisa…” Panggilku, tapi sepertinya Yamapi tidak peduli.

“Kenapa kau lakukan ini padaku!! Aku mempercayaimu sebagai sahabatku, tapi kau malah…”

“Karena aku membencimu…” Potong Akanishi membalas tatapan Yamapi dengan dingin.

“Nande??”

BUAK. Akanishi membalas tonjokkan Yamapi. Mereka malah berkelahi.

“Yamette yo!!!” Teriakku sambil meleraikan mereka. “Jangan seperti anak kecil, kalian pikir berkelahi bisa menyelesaikan semuanya!!!”

GREP. Akanishi menarikku ke arahnya dan menciumku. Dia menciumku di depan Yamapi. Aku hanya bisa terdiam terpaku.

“Aku menyukai Maki…” Kata Akanishi. “Wajar kan kalau aku mengajaknya kencan.”

Akanishi pergi meninggalkan aku dan Yamapi dalam keheningan. Aku melihat tangan Yamapi mengepal dan bergetar. Bibirku rasanya kelu…

“Masami menunjukkan foto kalian sedang berciuman padaku…” Yamapi memulai. NAgasawa benar-benar memberitahu Yamapi. “Aku tidak percaya begitu saja, aku ingin mempercayaimu!! Demo…sudah terjadi seperti ini, apa aku harus percaya padamu lagi!!!” Yamapi menatapku tajam dengan mata merahnya.

“…”

“Jadi ini alasanmu sebenarnya tidak mau mengumumkan hubungan kita??”

“Kau salah!!” Untuk pertama kalinya aku bisa mengeluarkan suara.

“Soshite??”

“…”

“Atau kau mau menutupi hubunganmu denganku dengan mengumumkan kau berpacaran dengan Jin??”

“Jangan samakan aku dengan Nagasawa!!” Bentakku.

“Lalu kenapa kau kencan dengan Jin?Aku ini pacarmu kan!!”

“Apa karena kau pacarku kau punya hak penuh atas diriku dan melarangku pergi dengan cowok selain dirimu?!”

Kenapa aku malah berkata seperti itu. Sepertinya saat ini pikiranku bukan milikku lagi. Aku bisa merasakan Yamapi kaget dengan kata-kataku tadi. Hening yang panjang. Matahari sedikit demi sedikit tenggelam.

“Kita putus.” Kata Yamapi.

Kata ‘putus’ itu seperti petir yang menyambar tubuhku. Aku berdiri kaku. Bibirku beku. Yamapi kembali ke mobil dan meninggalkanku yang berdiri kaku dengan tatapan kosong. Aku ingin berteriak “Jangan pergi…aku tidak mau putus denganmu!!”, tapi sia-sia…bibirku terkunci rapat. Memang aku yang salah, aku sudah menghianati Yamapi. Aku hanya bisa menerima dengan pasrah keputusan Yamapi.

Aku kembali ke apartemanku dengan pikiran kosong.

“Maki-chan!!!” Hiroki berlari keluar dari apartemen menyambut kedatanganku. “Daijoubu?”

Aku memeluk Hiroki untuk tempat bersandar. Aku menangis sekencang-kencangnya, tidak peduli penghuni apartemen lainnya melihatku. Hiroki tidak mengeluarkan satu katapun. Dia membiarkan aku menangis dalam pelukannya.

Aku meminta Hiroki pulang. Aku ingin sendiri saat ini. Malamnya aku terus menangis. Aku tidak bisa tidur. Semua kenangan dengan Yamapi terus tergambar di benakku. Semakin banyak kenangan yang kuingat semakin sesak dadaku. Aku baru bisa terlelap jam 5 pagi. Baru 3 jam aku terjaga, tiba-tiba ponselku berbunyi…dari Nagasawa.

Ohayo!” Sapanya ceria di sebrang sana.

“Nani?”

Kau pasti habis menangis semalaman kan?

“Kau meneleponku mau bilang kau senang kan?”

Tepat.” Kata Nagasawa. “Aku senang kau bisa merasakan apa yang kurasakan.

“Apa maksudmu?”

Yang kau rasakan sekarang sama dengan apa yang kurasakan saat aku harus menghianati Tomo-chan.” Nada bicaranya mulai serius. “Sakit sekali kan?Itu belum seberapa, rasa sakitku ditambah dengan kedatanganmu di kehidupan Tomo-chan.

“Rasa sakitmu itu karena kau yang membuatnya sendiri”

“…”

“Kau yang tidak mau popularitasmu turun mengorbankan perasaan Tomohisa, itu salahmu sendiri.”

Berisik!!!

Tuuut…tuuut…tuuut…

Nagasawa menutup ponselnya. Aku membuka gorden kamarku. Cuaca yang cerah terlalu silau untuk perasaanku saat ini. Biasanya jam segini aku melihat Yamapi masih tertidur lelap. Dia akan bangun setelah aku menyiapkan sarapan untuknya. Aku menutup wajahku dan mulai menangis lagi.

Aku tidak semangat untuk beraktivitas. Semua tawaran pemotretan dan syuting aku tolak. Aku ingin menenangkan diriku dulu.

*Skip*

“Pokonya besok kau harus datang.” Kata Erika yang datang ke apartemenku.

“Aku…”

“Tidak ada alasan!!!” Paksa Erika. “Aku mau semua temanku datang di hari pernikahank.”

“Baiklah…”

“Gitu dong!!”

Erika tidak membahas soal Yamapi sedikitpun. Aku tau maksudnya. Dia ingin aku bahagia tanpa harus mengingat masalah Yamapi lagi. Aku yakin Erika tau kalau Yamapi itu keras kepala, sama seperti Nishikido.

Pernikahan Erika dan Nishikido sangat meriah. Aku melihat Yamapi. Tapi tubuhku spontan berpaling. Aku tidak mau Yamapi melihatku. Akhirnya Erika dan Nishikido resmi menjadi suami istri.

“Aku akan melempar bunganya sekarang ya…” Kata Erika.

Semua tamu berkyaa ria, terutama para wanitanya. Mereka siap-siap menangkap bunga pengantin dari Erika. Erika pun melempar bunga itu. Bunga itu mendarat tepat ditanganku.

“Waaahh…Maki-chan omedetou!!!”

“…”

Semua mata tertuju padaku. Mataku sempat bertemu dengan mata Yamapi. Yamapi langsung memalingkan pandangannya, begitu juga denganku. Rasanya aku ingin menghilang dari sini. Bagaimana bisa mereka, Yamapi, Nagasawa, dan Akanishi bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa. Aku hanya bisa diam di pesta yang meriah itu.

“Maki-chan, omedetou…kau dapat bunganya…” Hiroki menghampiriku yang berdiri sendiri menjauhi keramaian.

“Ah…arigatou.”

“Apa kau benar-benar Maki??”

“Nani??”

“Maki yang kukenal adalah cewek yang ceria dan suka marah-marah.”

“Aku tidak suka marah-marah tanpa alasan!!”

“Hehehe…” Hiroki tertawa.

“Nande??”

Hiroki menarik pipi kanan dan kiriku.

“itaaiii…”

“Habis kayanya kau kesulitan untuk tersenyum, jadi aku bantu.”

“Nande sore???” Aku menepis tangan Hiroki dari pipiku.

“Kau bukan Nobuta kan??” Goda Hiroki.

“Bukan. Tapi Nobuta itu aku.” Aku tersenyum.

“Gitu dong, waaahhh…Nobuta sudah bisa tersenyum…”

Sudah lama aku lupa caranya tersenyum. Hiroki tidak berubah. Dia masih saja bisa membuatku tertawa dalam keadaan sedih sekalipun. Dia memang sahabat yang baik. Untung ada Hiroki, jadi aku tidak kesepian di pesta semeriah ini. Untungnya lagi wartawan sibuk focus ke pernikaan Erika. Walau ada beberapa yang nyebelin ngejar-ngejar aku.

“Ne…Maki.” Kata Hiroki. “Mungkin sepertinya aku sedikit jahat, tapi jujur aku sedikit senang kau putus dengan Yamashita. Kau mungkin sudah mengerti apa maksudku.”

“Hmm.” Aku mengangguk. “Tapi saat ini aku sedang tidak mau memikirkan cinta.”

“Aku mengerti. Demo…aku Cuma mau bilang, kau jangan terus terpuruk seperti ini.”

“Hmm.” AKu mengangguk.

Aku tidak bisa melupakan Yamapi. Aku ingin kembali jadi cewek biasa yang tidak dikenal orang banyak. Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Masalah kencan aku dan Akanishi masih berupa misteri. Aku masih dikejar-kejar oleh wartawan yang mencari berita terbaru dariku.

Sepertinya aku sudah ahli kabur dari kejaran wartawan. Aku menghentikan kegiatan keartisanku. Dunia artis mencari sosok Horikita Maki yang sedang naik daun dan tiba-tiba menghilang. Banyak infotainment yang menayangkan itu. Tidak sedikit wartawan yang mengejarku ke apartementku. Tapi aku berhasil mengatasinya.

Hampir 6 bulan aku menghilang dari dunia keartisanku. Sampai aku mendengar berita bangkitnya NEWS lagi. Walau tanpa Hiroki dan Hironori. Siang itu aku melihat konferensi pers kembalinya NEWS.

Banyak yang terjadi.” Yamapi memulai. “Kami akan berjuang sekali lagi, kami tidak ma terus terpuruk dengan masa lalu kami…dakara minna…ganbarimasu!!!

Clak…

Air mataku mengalir. Aku malu pada diriku yang terus terpuruk di masa lalu dan tidak maju ke depan. Aku memang tidak bisa melupakan Yamapi. Dan aku tidak akan melupakannya. Aku memutuskan untuk menjadi fansnya lagi. Aku akan melangkah maju ke depan dan menerima masa laluku tanpa penyesalan. Aku akan menjadi Horikita Maki yang baru.

Awal 2007 NEWS kembali eksis di belantika music Jepang dengan lagu pembuka kebangkitan mereka Hoshi wo Mezashite. Hiroki dan Hironori pun sudah selesai dari masa suspend-nya, walau mereka belum kembali ke NEWS.

“Doumo!!” Sapaku kepada staf Hime no Star Agency.

“Horikita-san!!” Kata seseorang di sana. “Kau kemana saja??”

“hehehehe…”

Semua orang yang menyadari kedatanganku mengkampiriku. Mereka semua belum berubah. Tetap ramah seperti biasanya.

“Kenapa rambutmu jadi begitu…” Kata manajerku.

“Aku ingin tampil beda aja, jelek ya??” Tanyaku.

“Bukannya gitu…tapi pendek banget, kayak rambut cowok gitu!!!” Komentarnya.

“Hehehehe…”

“Kau ini benar-benar menghilang ya…nomor ponselmu juga ganti.”

“Ohya…gomen, nih nomor ponselku yang baru.” Aku menyebutkan nomor ponselku.

“Kau benar-benar jadi Maki yang baru ya…”

“Tentu saja.” Jawabku sambil tersenyum.

*Minna…mulai dari sini jadi 2 sudut pandang ya…dari Maki ma dari Pi*

*Maki*

Aku memulai karirku dari nol lagi. Aku mulai menerima tawaran-tawaran syuting dan pemotretan untuk majalah. Berita kembalinya aku cepat beredar. Atas saran agency, aku mengadakan konferensi pers.

“Gomen aku menghilang selama ini.” Kataku pada wartawan. “Sebenarnya ga ngilang sih…aku masih ada kok, hehehe”

“Lalu bagaimana perasaanmu saat ini?” Tanya salah satu wartawan.

“Baik. Aku seperti terlahir kembali.” Jawabku.

“Apa kau potong rambut karena hubunganmu dengan Akanishi berakhir?” Inilah pertanyaan yang paling menyebalkan.

“Tidak sama sekali. Aku Cuma ingin ganti image, sudah lama kan aku tidak muncul.”

“Lalu hubunganmu dengan Akanishi?”

“Aku tidak mau membahas masa laluku, lebih baik kita melihat saat ini dan masa depan kan?!”

“Baiklah…saat ini, bagaimana hubunganmu dengan Uchi? Dia baru saja kembali ke Johnny’s Entertainment kan?” Memangnya tidak ada pertanyaan lain ya…

“Baik. Dia sahabat yang baik.” Jawabku singkat.

“Apa mungkin kalian kembali lagi?”

“Ah…gomenne, aku masih ada pemotretan, arigatou minna.”

“Chotto Horikita-san…”

Pertanyaan mereka sudah berlebihan. Aku tidak mau membahas masalah pribadiku. Padahal kan sekarang harusnya membahas pekerjaanku. Untung saja aku memang ada pemotretan, jadi aku punya alasan untuk pergi.

*Yamapi*

“Nii-chan masih memikirkan dia?” Tanya Rina yang melihatku menonton konferensi pers Maki.

“Tidak.”

“Keliatan banget sih bohongnya.”

TING…TONG…

Bel rumahku berbunyi.

“Dare?” Tanya Rina.

“Atashi…Masami desu.”

“Masami nii-chan…douzo!!” Rina membuka pintu untuk Masami.

“doumo Tomo-chan!” Sapa Masami padaku.

“Doumo!”

“Kau sudah dengarkan kalau kita akan bermain di dorama yang sama lagi??” Tanya Masami.

“Hmm.” Aku mengangguk. “Aku sudah tau.”

“Dorama romantic lho!!”

“Hontou??” Tanya Rina.

“Hai.” Jawab Masami.

“Waaahhh…omedetou!!” Kata Rina. “Jadi Nii-chan bisa ngelupain si Horikita-san itu.”

“Kau masih mengingatnya Tomo?” Tanya Masami padaku.

“Tidak.”

Aku melangkah pergi ke kamarku. Aku membaringkan tubuhku ke atas tempat tidur. Aku menutup wajahku dengan lenganku. Aku bohong. Aku selalu mengingat wajahnya, tingkahnya, senyumnya, semuanya. Aku tidak bisa melupakannya. Aku rindu padanya.

Hanya karena harga diri aku mengucapkan kata ‘putus’ padanya.
Sekarang semuanya sudah terlambat. Di konferensi pers tadi Maki terllihat sangat bahagia. Aku yakin dia memotong rambut untuk melupakanku. Dia pasti sudah melupakanku sekarang.

Syuting dorama baruku dengan Masami sudah memasuki episode 3. Sekarang aku hanya bisa focus pada pekerjaan.

“Arigatou Tomo-chan.” Kata Masami yang aku antar ke rumahnya.

“Kochira koso.” Jawabku.

“Tomo-chan…” Panggilnya saat aku menyalakanmesin mobil.

“Hai?”

“Bagaimana kalau kita kembali seperti dulu??”

“Heh?”

“Aku mau jadi pacarmu lagi.”

“Aku…”

“Kau pasti masih mengingat Horikita kan?” Pertanyaannya langsung sekali. “Tomo kau harus menerima kenyataan kalau dia sudah melupakanmu.”

“…”

“Aku masih menyukaimu Tomo…”

“Gomenne. Aku masih ingin sendiri.” Jawabku.

“Aku heran kenapa sih banyak yang suka pada Horikita. Uchi, Akanishi, kau!! Apa kalian tidak sadar dia hanya mempermainkan perasaan kalian!!”

“Kau kenapa??” Tanyaku heran mendengar kata-kata Masami.

“Ah…gomen. Aku cemburu…”

“Jya.” Kataku menyelesaikan pembicaraan ini.

Aku pergi.

*Maki*

Sekarang Yamapi benar-benar jauh dariku. Dia pasti kembali pada Masami. Apalagi sekarang mereka bermain di dorama yang sama. Dorama romantic pula. Aku memang tidak berhak cemburu, karena Yamapi bukan pacarku lagi. Tapi…hati ini sakit melihat mereka. Apa Yamapi tidak mengingatku lagi sedikit pun.

“Horikita-san?” Panggil Toma Ikuta.

“Ah…hai.”

“Syuting segera dimulai.”

“Hai.”

Aku dapat kontrak main dorama bersama Shun Oguri dan Toma Ikuta. Kebetulan doramanya sesuai dengan potongan rambutku, karena aku berperan sebagai cowok di dorama Hanazakari Kimitachi e ini. Lagi-lagi bersama sahabatnya Yamapi. Semoga saja Toma bukan orang yang suka mencari masalah. Aku sudah lelah…

Syuting pun dimulai.

“Maki-chan!” Panggil Hiroki yang sengaja datang ke lokasi syuting untuk menjemputku. “jadi kan?”

“Hai. Arigatou. Gomen jadi merepotkanmu.”

“Iie…daijoubu. Memangnya kau bisa mengangkat barang-barangmu sendiri.”

“Hehehhe…arigatou.”

Aku memutuskan untuk pindah apartement. Aku membeli apartemen yang lebih besar dari sebelumnya. Sekarang aku tinggal bersama keluargaku di apartement itu. Jadi aku tidak kesepian lagi. Aku meminta Hiroki membantuku membereskan barang-barang di apartemenku yang lama.

Begitu banyak kenangan tertinggal di apartement ini. Awal aku menjadi artis dan memulai kehidupan baru. Banyak kenangan dengan Yamapi di sini. Sedih, senang, marah, semuanya ada di apartement ini.

Esoknya Hiroki mengantarku ke apartement yang baru. Untung saja kemarin ada Hiroki yang membantuku mengepak barang-barang. Jadi aku bisa pindah hari ini. Kami sampai di apartement yang baru. Keluargaku menyambut kedatanganku.

“Nii-chan!!” Sapa adik laki-lakiku Yuuta *100% ngarang* yang masih kelas 3 SMP. “Okaeri.”

“Tadaima…” Aku masuk, ayah dan ibuku datang menyambut. “Areeee…sudah rapi begini!!”

“Iya dong!” Kata Yuuta.

“Kemarin kami langsung merapikannya, tapi belum semua sih, kamarmu belum Maki. “Kata Okaa-chan.

“Daijoubu, biar aku yang bereskan.”

“Anata dare?” Tanya Yuuta pada Hiroki.

“Watashi…”

“Ahh…Hiroki Uchi-san ne??”

“Hai.” Jawab Hiroki.

“Kawaii…” Kata okaa-chan menghampiri Hiroki.

“Arigatou.” Kata Hiroki.

Sesuai dugaan Hiroki langsung akrab dengan keluargaku. Dia memang pintar beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

“Jadi kalian pacaran lagi?” Tanya Otoo-chan.

“Iie otoo-chan.” Kataku.

“Nande?” Tanya Otoo-chan.

“Karena kami akan langsung menikah jadi tidak perlu pacaran lagi.” Jawab Hiroki polos.

“Hiroki…”

“Hontou??” Tanya Yuuta.

“Hai…hai…”

“Chigau…Hiroki jangan berbohong!”

“Ah…okaa-chan setuju kok kalau punya menantu kayak Uchi-kun.”

“Okaa-chan.”

“Arigatou.” Kata Hiroki sambil senyam-senyum.

“Otoo-chan juga setuju.”

“Otoo-chan juga…”

“Tuh kan Maki, mereka semua sudah setuju lho!!” Goda Hiroki.

“Kalian semua sekongkol.”

“Hahahahaha…” Mereka semua tertawa, aku yang melihat mereka bahagia jadi ikut tertawa.

Sudah lama aku tidak bertemu keluargaku. Yuuta sudah besar. Aku benar-benar bahagia bisa berkumpul lagi dengan mereka.

*Yamapi*

“Yatta…selesai juga…” Teriak Koyama di NEWS room.

NEWS melakukan tour konser. Hari ini di Fukuoka. Cukup melelahkan. Aku harus kejar tayang juga dengan jadwal syuting Proposal Daisakusen yang sudah memasuki episode 5.

Kriiing…kriiing…

“Ryo…ponselmu bunyi!!” Teriakku memanggil Ryo.

“Hai…hai…”

Ryo mengangkat teleponnya. Dari Erika. Erika sedang hamil 6 bulan. Mereka benar-benar akan menjadi orang tua muda. Apa mereka tidak berfikir kalau punya anak itu akan merepotkan. Apalagi karir mereka sedang naik-naiknya.

“Sibuk ya…otoo-chan.” Kataku setelah Ryo menutup ponselnya.

“Urusshoi, bilang saja kau iri!” Balas Ryo.

“Ryo-chan kau curang…aku kan lebih tua darimu, kenapa kau yang jadi ayah duluan sih!!” Protes Koyama.

“Tenang Koyama…” Kata Shigeaki. “Kau tetap ayah kami kok!”

“Hahahahaha…” semua tertawa.

“Aku tidak sabar melihat chibi Nishikido, pasti lucu ya…” Kata Tego.

“Iya..iya…” Kata Massu. “Tapi aku lebih tidak sabar lagi meliahat bayi Yamashita-san dengan Horikita-san, pasti lebih lucu kan…eh…nande?”

PLAK. Tego memukul kepala Massu.

“Makannya jangan Cuma mikirin makanan!!”

“Nande?? Memangnya aku salah…”

“Kami sudah putus.” Kataku.

“Eeeehhh???Kapan??”

“Massu…kau ini ngapain aja sih selama NEWS pending??” Tanya Shige.

“Sudahlah…” Kataku. “Daijoubu.”

“Gomenne…” Kata Massu menyesal.

“Yo…minna makanan sudah datang!!!” Kata Koyama mencairkan suasana.

Aku menuju mobil untuk kembali ke Tokyo.

“Pi!!!” Panggil Ryo.

“Hai, nani?”

“Horikita-san sudah pindah apartement.”

“…” Aku diam sejenak. “Kenapa kau memberitahuku?”

“Hanya ingin memberitahu.”

Ryo pun pergi. Maki mau pindah kemanapun bukan urusanku kan. Kami benar-benar sudah menjauh. Apalagi dia sibuk dengan doramanya sekarang. Sebenarnya aku bisa saja Tanya pada Toma bagaimana keadaanya. Masalahnya…mulut dan hatiku selalu berkata lain.

Sesampainya di rumah aku membaringkan tubuh di atas tempat tidur. Aku mengambil ponselku. Menekan angka 1. Speed call langsung memunculkan nama Maki.

Tuuut…

“Nomor yang anda hubungi belum terpasang”

Aku menutup ponselnya. Dia bahkan mengganti nomor ponselnya. Apa dia benar-benar ingin melupakanku sepenuhnya? Apa dia ingin menghapus semua tentangku dalam hidupnya??

*Maki*

NEWS kembali meroket. Sudah beredar kabar kalau NEWS akan meluncurkan DVD konser tour mereka. Aku bisa melihat di TV, kalau Yamapi lelah. Lingkar hitam di bawah matanya menunjukkan lelahnya dia. Tapi aku tau Yamapi adalah cowok pekerja keras yang selalu maksimal untuk semua pekerjaannya.

Syuting Hana Kimi lebih cepat dari perkiraanku. Sekarang saja sudah memasuki episode 8.

“Horikita-san…” Panggil Ikuta.

“Hai?”

“Uchi-san datang menjemputmu tuh!”

“Ah…arigatou.”

“Ne…” Ikuta memanggilku. “Kalian masih pacaran?”

“Eh? Ah…tidak.”

“Oh…kalian akrab sekali. Menurutku kalian cocok.” Tambah Ikuta sambil tersenyum.

“Arigatou.”

Aku pun pergi. Kenapa dia bilang begitu. Memangnya dia tidak tau aku pernah pacaran dengan sahabatnya. Sebenarnya semua orang bilang begitu padaku. Tapi hatiku masih terisi oleh Yamapi.

Hiroki mengantarku sampai rumah. Seperti biasanya. Hiroki seperti kembali dalam hidupku. Dia cowok yang mengisi hidupku. Selalu ada untukku. Tapi aku tidak mau membuatnya kecewa lagi seperti waktu itu. Aku rasa dia cukup menjadi sahabatku.

“Maki…” Panggil okaa-chan.

“Ah…” Aku baru sadar terlalu banyak memasukkan merica ke masakan untuk makan malam. “Bagaimana??”

“Kau ini!!” Kata okaa-chan. “Aku sudah bilang berapa kali, jangan melamun kalau sedang masak!!”

“Gomen…gomen…”

“Aku sudah tidak tahan untuk mengatakan ini padamu…” kata okaa-chan sambil terus memasak.

“nani??”

“Lebih baik kau lupakan Yamashita.”

“Heh?”

Memang di keluarga ini hanya okaa-chan yang kuberitahu hubunganku dengan Yamapi. Sejak aku jadi artis, hanya okaa-chan yang bisa kuajak curhat semua masalahku. Jadi bisa dibilang…dia tahu semuanya.

“Kau jadi Maki yang sering melamun. Kau harusnya bisa melihat dunia luar.”

“Aku sudah jadi Maki yang baru okaa-chan. Aku tidak akan terpuruk lagi dalam masa laluku.” Tegasku.

“Kalau kau memang bertekad seperti itu, seharusnya kau bisa melupakan Yamashita sepenuhnya.”

“…”

“Berat untukmu??” Tanya okaa-chan sambil terus memasak.

“…”

“Maki-chan coba bukalah matamu.” Sekarang okaa-chan berbalik menatapku. “Ada lelaki yang lebih baik daripada Yamashita.”

Mata okaa-chan tertuju pada Hiroki.

“Dengar Maki…” Tambah okaa-chan. “Kau akan lebih bahagia dengan lelaki yang selalu ada disampingmu, mengerti keadaanmu, dan mau menerimamu apa adanya. Terkadang cinta itu indah, terkadang bisa sangat menyakitkan. Maki…pilih pendamping hidup yang selalu melindungimu.”

Aku tahu. Aku mengerti. Tapi hati ini tidak bisa berbohong. Aku menatap Hiroki yang sedang tertawa bercanda dengan otoo-chan dan Yuuta. Apa aku pantas untuk cowok sebaik dia??

Esok harinya.

Kriiing…kriiing…

Ponselku berbunyi. Dari Erika.

“Moshi-moshi…”

Maki-chan…tasukette!!!

“Eh? Erika nande??”

Aku terpeleset di kamar mandi…perutku sakit…Ryo sulit dihubungi.

“Aku segera kesana…bertahanlah…matter!!!”

Aku langsung pergi. Erika kan sedang hamil. Semoga dia dan bayinya tidak apa-apa. Di perjalanan aku mencoba menghubungi ponsel Ryo. Tapi selalu sibuk. Siapa yang harus kuhubungi…ah…

Moshi-moshi?” Sapa Yamapi di sebrang sana.

Jantungku berdebar kencang. Sudah lama aku tidak mendengar suaranya. Tapi aku tidak tau lagi siapa yang harus kuhubungi.

“Moshi-moshi, apa Nishikido-san bersamamu??”

Tidak.” Jawabnya. “Nande?

“Erika terpeleset di kamar mandi. Aku sudah menghubungi Nishikido tapi selalu sibuk. Aku takut Erika kenapa napa, jadi…”

Aku segera ke sana.

*Yamapi*

Mungkin aku egois. Tapi tadi Maki meneleponku. Dia masih ingat padaku. Berarti aku masih punya kesempatan kan. Hatiku benar-benar loncat kegirangan. Aku segera mengambil kunci mobil dan pergi.

“Kau mau kemana?” Tanya Masami.

Kami ada di lokasi syuting Proposal Daisakusen untuk episode yang ke-9.

“Erika jatuh. Aku harus ke sana.” Jawabku.

“Aku ikut.”

Tanpa diminta Masami masuk ke dalam mobil. Aku menekan gas dan buru-buru ke apartement Ryo.

*Maki*

“Erika-chan!!” Panggilku begitu sampai. “Erika-chan buka pitunya!!!”

“Aku tidak bisa…” Balas Erika dari dalam.

Pintu apartemennya di kunci. Sepertinya Erika terlalu lemas untuk membuka pintu. Aku mencoba mendobrak pintunya.

“Erika…bertahanlah!!!” Teriakku.

“Minggir…” Yamapi datang dan langsung mendobrak pintu apartement.

Erika mengalami pendarahan. Yamapi segera menggendong Erika. Kami membawanya ke rumah sakit. Saat aku melihat Masami di dalam mobil Yamapi, dadaku terasa sesak. Tapi ini bukan saatnya memikirkan diri sendiri.

Di rumah sakit…

“Mana Erika??” Tanya Nishikido sambil ngos-ngosan karena berlari.

“Dia di dalam, sedang tidur.” Jawab Yamapi.

Syukurlah Erika tidak apa-apa. Kata dokter kalau 5 menit saja terlambat, mungkin Erika akan kehilangan bayinya. Dia butuh banyak istirahat sekarang. Nishikido sudah datang, jadi aku memutuskan untuk pulang.

“Chotto!” Yamapi menarik tanganku. Refleks aku menepisnya. “Katanya kau pindah apartemen?”

“Hmm.” Aku menganguk.

“Genki?” Aku belum pernah melihat Yamapi sekaku ini.

“Hai…genki desu.” Jawabku. “Kau?”

“Daijoubu.”

“Kalian main dorama berdua kan?” Aku berusaha bicara senormal mungkin dan dengan senyum. “Aku selalu menontonnya lho!”

“Itu karena ada Tomo kan?” Celetuk Nagasawa.

“Hehehehe…” Aku tertawa seeeenormal mungkin. “Doramanya emang keren kok!! Habis kalian pasangan yang cocok sih…”

“Souka?” Tanya Yamapi.

“Tentu saja. Sudah lama tidak bertemu kau tidak banya berubah ya…Cuma rambutnya aja yang berubah.” Kataku. “Banyak yang bilang kau seperti anak SMA lagi lho!!”

“Hontou?”

“Hmm.” Aku mengangguk. “Ah…aku harus pergi, jya!!”

Aku pergi. Aku benar-benar berusaha keras untuk tidak menangis dan memeluk Yamapi. Aaahh…ponselku tertinggal di dalam kamar rawat Erika tadi. Kenapa bisa tertinggal sih…

*Yamapi*

Bagaimana bisa dia bersikap biasa saja seolah tidak pernah terjadi sesuatu.

“Benar kan…” Kata Erika. “Dia sudah melupakanmu Tomo.”

“…”

“Kenapa kau tidak melihatku!!!” Bentak Masami padaku. “Aku sudah lama bersamamu kan!!!”

“…”

BRUG.

Masami mendorongku ke tembok. Dia menciumku.

“Masami…” Aku mendorong tubuhnya. “Ah…”

Maki berdiri di samping kami. Dia pasti melihat Masami menciumku. Gawat.

“Ah…” Maki gugup. “Gomen…aku mau ngambil ponselku, tertinggal di dalam.”

Maki dengan cepat mengambil ponsel di kamar inap Erika. Dia terlihat salah tingkah saat melewati kami. Aku sudah berhasil ngobrol dengannya. Aku tidak mau kehilangannya lagi.

“Chotto Maki!!!” Aku menarik tangannya, seperti sebelumnya dia langsung menepis tanganku.

“…”

“Tadi itu…”

“Kau tidak perlu menjelaskan sesuatu.” Katanya memotong penjelasanku.

“Demo…”

“Kau mau berciuman dengan cewek manapun itu bukan urusanku.” Katanya. “Aku sudah lama melupakanmu, Yamashita-san.”

“Maki-chan…nande?” Maki menghiraukan kedatangan Uchi.

Dia benar-benar sudah melupakanku. Bahkan dia memanggilku Yamashita bukan Tomohisa.

“Apa lagi yang kau lakukan?” Tanya Uchi.

“…”

“Aku pernah bilang padamu kan…” Tatapan Uchi seperti waktu. “Kalau kau menyakiti Maki lagi, aku akan mengambilnya darimu.”

Uchi pergi masuk ke dalam rumah sakit. Hatiku yang melompat kegirangan dalam hitungan menit remuk. Perasaanku saat ini seperti orang yang dijatuhkan dari puncak gunung Fuji *lebay*.

*Maki*

Ini bukan urusanku. Bukan urusanku. Bukan urusanku. Aku terus meneriakkan kalimat itu dalam benakku. Aku tau Masami yang mencium Yamapi tapi…aku sakit melihatnya. Tidak…tidak…aku tidak boleh terpuruk lagi. Tidak boleh!!!

Syuting hari ini berlangsung cepat. Hiroki mengajakku jalan-jalan. Dia mengajakku ke game station. Sejenak aku bisa melupakan semua tentang Yamapi. Pikiranku sedikit tenang. Lalu kami makan malam di Couple Restaurant.

“Maki-chan…” Panggil Hiroki.

“Hmm…”

“Untukmu.” Hiroki menyodorkan kotak kecil berisi cincin padaku. “Kau mau menikah denganku??”

“…” Air mataku keluar.

“eeehh…” Hiroki kaget melihatku menangis. “Aku tidak bermasud memaksamu, kau bisa memikirkannya dulu, jadi…jangan menangis…onegai…”

“Hmm.” Aku menggeleng. “Aku merasa tidak pantas untukmu Hiroki, kau terlalu baik untukku.”

“Nande sore??” Hiroki menggenggam tanganku. “Aku ingin Horikita Maki yang apa adanya.”

“Arigatou…hontouni arigatou…”

“Jangan menangis lagi…nanti orang-orang salah paham.”

Tuhan…kalau memang Hiroki cowok yang ditakdirkan untuk mendampingi hidupku, mudahkanlah aku melupakan Yamapi. Aku menerima lamaran Hiroki.

Mungkin terlalu cepat, tapi lebih cepat aku menikah dengan Hiroki, lebih cepat juga aku melupakan Yamapi. Sebulan dari sekarang, aku akan menjadi istri Hiroki.

*Yamapi*

Syuting untuk episode 10 kemarin terasa lama. Untuk pertama kalinya aku tidak focus pada pekerjaanku. Karena kemarin aku dapat undangan pernikahan dari Erika. Diundangan itu tertulis calon pengantin pria Hiroki Uchi dan calon pengantin wanitanya…Maki Horikita. Aku tidak bisa berkata-kata dan berbuat apa-apa lagi. Semuanya sudah terlambat. Maki akan menjadi milik cowok lain.

“Nii-chan!!!” Teriak Rina dari ruang tengah. “Maka snackku!!!! Kau mencurinya kan!!!”

Sejak kemarin Rina sering marah-marah. Entah kenapa dia uring-uringan. Aku turun ke ruang tengah untuk mengembalikan bungkus snack yang dicari Rina.

“Dasar pencuri!!!!” Bentak Erika. “Kau harus menggantinya!!!”

“Aku akan ganti.”

“Aku mau sekarang!!”

Aku menyalakan TV, mengacuhkan omelan Rina. Sepertinya acara TV pun tidak mendukung perasaanku. Tepat acara yang muncul adalah konferensi pers tentang pernikahan Uchi dan Maki.

Ternyata kalian memang masih bersama ya…” Komentar wartawan.

“Hehehehe…” Hiroki dan Maki hanya tertawa.

“Bagaimana perasaan kalian seminggu lagi akan menikah?”

“Tentu saja aku senang.” Jawab Hiroki. “Aku tidak sabar menantinya.”

“Horikita-san?”

“Shiawase ne…” Jawabnya. “Aku deg-degan memikirkan aku akan menikah.”

JREB. Hatiku seperti terpanah melihat Maki bahagia menikah dengan cowok lain.

“Waaahhh…kau menyusul sahabatmu Nishikido-kun ya??”

“Iya…iya…aku iri dia menikah lebih dulu dariku.” Jawab Hiroki. “Padahal kami berjanji akan menikah bersama.”

“Hontou??”

“Hehehehe…bercanda.”

Rina tiba-tiba mematikan TV-nya. Dia lari ke kamarnya.

“Rina…remotnya!!!” Panggilku.

Seminggu terasa hanya satu hari. Besok Maki akan menikah. Aku tidak akan datang. Karena aku yakin air mataku pasti mengalir melihat Maki memakai gaun pengantin untuk orang lain. Untungnya besok adalah syuting terakhir Pro Dai, jadi aku punya alas an untuk tidak datang.

Aku mengambil poselku dan menelepon ponsel Maki. Tersambung, dia mengangkatnya. Tapi dia tidak bicara sepatah kata pun, bahkan ‘moshi-moshi’ sekalipun. Untuk beberapa menit kami terdiam. Sampai Maki menutup teleponnya.

*Maki*

Kenapa Yamapi meneleponku?? Kenapa dia hanya diam saja?? Kenapa disaat seperti ini dia malah membuatku berharap?? Tidak…aku tidak boleh memikirkannya lagi. Ayolah Maki…besok kau akan menikah dengan Hiroki. Jangan berfikir macam-macam.

Kriiing…kriiing…

Ponselku kembali berbunyi. Yamapi kembali meneleponku. Tidak sada suara. Tepat saat aku memutuskan untuk menutupnya…

Moshi-moshi.” Sapa Yamapi.

“Moshi-moshi…” Jawabku.

Anoo…go kekkon omedetou gozaimasu…

“Hmm…arigatou. Tapi pernikahanku baru besok, jadi…”

Besok aku tidak bisa datang.” Potong Yamapi. “Aku ada syuting episode terakhit Pro Dai.

“Souka…”

Apa kau bahagia??”

“Heh?”

Apa kau benar-benar bahagia menikah dengan Uchi-kun??” Tanya Yamapi lebih tegas.

“Tentu saja…” Jawabku. “Dia selalu ada untukku.”

Sou desu ne…syukurlah kalau begitu. Demo…walau kau sudah melupakanku, aku tidak akan pernah melupakanmu…aku akan selalu menyukaimu…Horikita-san.”

“…”

Jya.

Yamapi menutup teleponnya. Nande…kenapa baru bilang sekarang?? Yamapi bodoh!!! Semuanya sudah terlambat…aku menutupi wajahku, menangis untuk yang kesekian kalinya.

*Yamapi*

Kriiing…kriiing…

Ponselku berbunyi.

Moshi-moshi…Tomo-chan kau dimana?” Suara Erika terdengar kencang sekali.

“Aku di lokasi syuting.” Jawabku.

NANI KORE?!” Erika berteriak. “20 menit lagi acara pernikahannya akan dimulai!!

“Aku tau.” Kataku. “Aku juga sudah memberitahu Horikita kalau aku tidak bisa datang.”

Eeehh??

“Gomen…syutingnya mau mulai.”

Aku menutup ponselku. Aku harus menahan diriku untuk tidak merusak acara pernikahan Maki dan Uchi.

“Baaakaa…”

“Jin?” Aku melihat Jin berdiri di depanku. “Kenapa kau ada di sini?”

“Untuk menyadarkan cowok bodoh di hadapanku.”

“nani?”

Jin duduk di sampingku.

“Aku tidak akan minta maaf atas kejadian tahun lalu.” Jin memulai pembicaraan. “Karena aku juga menyukai Maki.”

“Aku sudah tahu.”

“Aku yang memaksanya kencan.”

“Eh?”

“Dia ingin tahu hubunganmu dengan Nagasawa, dan kenapa aku begitu membencimu.”

“Hah? Kenapa dia tidak Tanya langsung padaku?”

“Kau pikir setelah Nagasawa menabraknya dia dengan mudah dapat informasi darimu?”

“Masami menabraknya?”

“Aku datang ke sini bukan untuk membahas masa lalu.” Kata Jin. “Maki menunggumu.”

“Eh?”

“Aku melakukan ini bukan untukmu, tapi untuk Maki, aku hanya ingin cewek yang aku sukai bahagia.”

“Tapi 20 menit lagi dia akan menikah.”

“Masih ada 20 menit lagi.”

Aku langsung menancap gas mobilku. Kalau pakai mobil butuh waktu 15 menit untuk sampai di tempat pernikahan itu. Sial. Sedang ada perbaikan jalan. Macet total. Aku melihat jam. 10 menit lagi. Aku memutuskan keluar dari mobil dan berlari *bayangin Pi lari di Pro Dai episode 1*. Maki…kumohon beri aku kesempatan sekali lagi…onegai…Aku terus berlari.

*Maki*

Acaranya sudah dimulai. Hiroki menungguku di depan *setting dorama Pro Dai*. Aku berjalan menuju Hiroki. Hiroki menawarkan tangannya untukku. Aku menyambutnya.

Kata-kata Yamapi kemarin malam terus terngiang di telingaku.

“Apa kau bersedia??”

“…”

“Horikita-san…sekali lagi…apa kau bersedia menikah dengan Uchi-san??”

“…”

GREP. Hiroki menarik tanganku dan mengajakku berlari keluar tempat pernikahan.

“Yamashita-san pasti menunggumu.” Kata Hiroki.

“Demo…”

“Pergilah!”

“Gomenne Hiroki…”

Tanpa pikir panjang aku berlari ke tempat syuting Yamapi *bayangin Maki lari di Kurosagi episode terakhir sambil pake gaun pengantin*. Aku melepas sepatu hakku dan berlari lebih kencang.

*Yamapi*

Orang-orang berhamburan keluar dari dari tempat pernikahan. Apa aku terlambat? Apa Maki sudah resmi jadi istri Uchi? Aku menarik nafas cepat setelah berlari. BRUK. Aku berutut. Kakiku lemas, ditambah lagi harus menerima kenyataan kalau Maki sudah jadi milik orang lain.

“Yamashita-san?” Panggi seseorang yang aku kenal suaranya.

“Uchi-kun?”

“Kenapa kau ada di sini?”

“Aku…sepertinya aku terlambat mengambil Maki darimu.”

“Nani? Memangnya kau tidak bertemu Maki?” Tanya Uchi.

“Heh?”

“Dia pergi ke tempat syutingmu.” Katanya. “Aku tidak bisa memaksanya untuk menikah denganku.”

Mendengar Maki belum menikah dengan Uchi, aku merasa kekuatanku kembali pulih. Aku berlari balik ke arah tempat syutingku. Aku melihatnya. Sosok Maki yang sedang berlari dengan gaun pengantinnya.

GREP. Aku memeluknya dari belakang.

“Aku tidak akan melepasmu lagi…” Kataku. “Aku tidak akan membiarkan kau pergi dari hidupku lagi…”

Maki langsung berbalik dan memelukku. Dia menangis dalam peluaknku.

5 tahun kemudian…

“NEWS…NEWS…NEWS…!!!”

Teriakan para fans memenuhi aula konser. NEWS semakin gemilang di puncak. Sejak 3 tahun yang lalu NEWS lengkap beranggotakan 8 orang. Hiroki dan Hironori sudah kembali. Teriakan kyaaa…semakin terdengar kencang saat kedelapan member NEWS keluar panggung.

“Otoo-chan…otoo-chan!! Okaa-chan…otoo-chan ada di panggung!!”

“Iya Yui…itu otoo-chan.”

“Ne…okaa-chan.” Panggil Yazu. “Kalau sudah besal aku mau jadi kaya otoo-chan.”

“kalau gitu kau harus berjuang dari sekarang…”

“Hai..hai..Yazu akan belusaha…ganbalimasu…”

“Yui…yazu…ssssttt…” Pinta Rina.

Tepat di awal tahun 2008, 4 tahun yang lalu, aku menikah dengan Yamapi. Yui dan Yazu adalah anak kembar *cewek cowok* dari buah pernikahan kami.

“Otoo-chan!!” Teriak Yui dan Yazu bersamaan setelah konser berakhir.

“eeehhh??? Kalian ada di sini??” Tanya Yamapi.

“Okaa-chan yang ajak.” Jawab Yui.

“Maki…kenapa kau ajak mereka??”

“Nande? Memangnya salah kalau aku ajak mereka?”

“Kau tau kan konser itu penuh sesak, bagaimana kalau mereka tejepit atau terdorong-dorong atau bahkan hilang??”

“Kau pikir aku ibu yang tidak bertanggung jawab apa!!”

“Ne…Yazu.” Panggil Yui. “meleka beltengkal lagi…”

“Bialin aja nanti juga akul lagi…”

Begitulah…

…THE END…


Tidak ada komentar: